Tadi waktu saya pulang
(19/03/2015) terlihat di sebuah acara TV yang buat saya kaget. Bagaimana tidak
seorang nenek yang sedanng sakit harus
menjalani persidangan kembali atas dugaan pencurian 7 pohon jati. Tentu saja
sebagaimana namanya 7 pohon jati, pastilah bukan pohon jati besar apalagi dia
seorang nenek-nenek. Kalau sudah namanya pohon jati berarti bibit pohon jati
yang seharga Rp. 7000 / 7 batang.
Terlepas dari benar atau salahnya
nenek tetap saja saya merasa pemerintah memang aneh dan ajaib. Pada persidangan
ini tentu banyak hal yang dapat kita simpulkan dan tarik. Bahwa betapa
pemerintahan ini memamg bobrok. Menganggap hukum harus dijalankan dengan kaku
tanpa pertimbangan rasa sama sekali. Dan saya berfikir hukum di indonesia
memang bukan sebuah hukum yang adil tapi hukum yang sangat tidak bermartabat.
Berikut ini beberapa
pertimbangan, dan hasil yang kita dapat dari masalah ini;
1. Seorang
nenek (orang tua dan renta) berani menjalankan persidangan, lalu kenapa para
koruptor memilih untuk menolak persidangan dengan berbagai alasan? Tidakkah
para koruptor lebih sehat ddan mampu berjalan lebih tegak? Kenapa para koruptor
begitu pengecut?
2. Seorang
nenek yang sedang sakit berani melaksanakan persidangan kembali, lalu kenapa
para koruptor yang sehat wal afiat dan bisa berbicara banyak di media takut dan
tidak kuat? Bahkan banyak beralasan sakit, ini dan itu?
3. Lembaga
pengadilan memanggil seorang nenek untuk sidang kembali. Bahkan digiring, lalu
kenapa para koruptor negeri ini tidak diseret layaknya sang nenek? Apa
pengadilan takut? Atau memang pengadilan mendapat amplop warna hijau yang
wangi?
4. Kenapa
harus membuang tenaga untuk mengadili seorang nenek yang hanya mengambil Rp
7000 dan melupakan para koruptor yang memakan uang banyak rakyat sampai dengan
Miliaran Rupiah. Kenapa?
5. Uang
Rp. 7000 itu tidak akan berdampak buruk terhadap kehidupan manusia, bahkan
harga pakan anjing saja mencapai Rp. 50.000. lalu kenapa harus mengadili itu
semua, bahkan koruptor yang membuat miskin negeri ini sulit sekali untuk
diadili? Bahkan mereka banyak melakukan banding, bahkan memPra-peradilkan
status mereka hanya untuk selamat dari hukum.
6. Untuk
mereka yang menuntut sang nenek, bukan hanya pada kasus ini saja tapi banyak
kasus yang sejenis. Kenapa kalian tidak menuntut para koruptor yang memiskinkan
rakyat? Kenapa harus menuntut nenek2 yang tidak berdaya? Kenapa? Apa kalian
terlalu miskin sampai memperhitungkan uang Rp. 7000? Sungguh kalian orang miskin yang tamak. Sama
seperti penegak hukum dan pemerintah.
7. Saya
pikir mereka mencuri Jati yang hanya 7 pohon bukan untuk di jual, mungkin untuk
ditanam. Lalu kenapa pemerintah tidak mengadakan bibit geratis untuk mereka?
Bukankan pemerintah selama ini gembar-gembor terkait Penghijauan dan
pemberantasan kemiskinan? Lalu kenapa tidak memberikan rakyat bibit yang dapat
membuat mereka memanfaatkan lahan mereka?
8. Kalaupun
untuk mencuri dan dijadikan pohonnya sebagai uang kemudian tentu saja mereka
hanya bisa membeli mie instan. Bukankah terlihat sangat miskin negeri ini? Lalu
kemana Jokowi dan Pengusungnya PDIP yang katanya Partai wong cilik? Kemana
mereka setelah mendapatkan korsi kepemimpinan? Kalian semua PEMBOHONG….!!!
Kalian hanya pandai berkata-kata.
9. Terakhir
Untuk Media Pers di Indonesia, baik cetak, Elektro, dan Media Internet. Kalian
para media Pers Tidak terlihat Independen dan memberikan tayangan atau
informasi yang baik. Kalian gembar gembor memberitakan banyak hal, bahkan
pencurian uang Rp. 7000 tapi pemberitaan tentang pencurian uang negara yang
mencapai Miliaran Rupiah sulit bahkan sedikit yang kalian ekspose. Bahkan
kalaupun kalian Ekspose hanya pada proses hukumnya saja, tidak pada penekanan
tersangka dan kerugian negara. Lalu kemana Media yang seharusnya menyuarakan
keadilan? Kenapa kalian memberitakan tentang pra-pradilan terlalu banyak sedangkan
berkaitan dengan ketertindasan orang kecil sedikit, bagaimana orang mencuri
dengan nilai kecil kalian beritakan dengan antusias. Tapi pencurian besar
kalian diam bahkan tidak koperatif, tidak independen, tidak egaliter. Kalian
berdiri atas nama Pers, tapi tidak Bermanfaat sama sekali dalam menyudutkan
orang-orang yang pantas disudutkan.
Itu semua Mungkin Biasa bagi
kalian, tapi bagi saya ini luar biasa. Apalagi setelah Menkumham yang tidak
menggunakan Hati Nurani, dan Pikirannya setelah mewacanakan bahwa Koruptor akan
Mendapatkan Remisi ( peringanan Hukuman) terdengar sangat bodoh. Tapi itulah
indonesia, dimana presiden diusung oleh PDIP, dan Mentri yang ingin berikan
Remisi Hukum juga Orang PDIP. Aneh sekali wacana dari orang2 yang dulu pernah
mengatakan Partai Wong Cilik, nyatanya wong cilik yang tertindas.