Syirik
adalah suatu perbuatan makhluk (manusia dan jinn) yang menyekutukan Allah SWT. Menyekutukan
disini bermakna menempatkan segala sesuatu baik fisik maupun non fisik , baik
benda hidup atau mati yang menyamakan kedudukan Allah dalam segala sifat
Ilahiyahnya.
Firman
Allah SWT;
Artinya: “Sesungguhnya
Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang
selain dari (syirik) itu, bagi siapa saja yang dikehendaki-Nya”. (QS. An
Nisa’: 48).
Artinya: “Dan
jauhkanlah aku dan anak cucuku dari perbuatan (menyembah) berhala”. (QS. Ibrahim: 35 ).
Diriwayatkan
oleh Muslim dari Jabir RA bahwa Rasulullah
SAW bersabda:
Artinya: “Barangsiapa
yang menemui Allah (mati) dalam keadaan tidak berbuat syirik kepada-Nya, pasti
ia masuk surga, dan barangsiapa yang menemui-Nya (mati) dalam keadaan berbuat
kemusyrikan maka pasti ia masuk neraka”.
Diriwayatkan
dalam suatu hadits, bahwa Rasulullah SAW bersabda:
Artinya: “Sesuatu
yang paling aku khawatirkan dari kamu kalian adalah perbuatan syirik kecil,
kemudian beliau ditanya tentang itu, dan beliaupun menjawab: yaitu riya.”(HR.
Ahmad, Thabrani dan Abu Dawud).
Diriwayatkan
dari Ibnu Mas’ud RA bahwa
Rasulullah SAW bersabda:
“Barangsiapa
yang mati dalam keadaan menyembah sesembahan selain Allah, maka masuklah ia ke
dalam neraka.”( HR. Bukhari).
Syirik ada dua
macam: pertama: syirik akbar (besar) yaitu: memperlakukan sesuatu selain
Allah sama dengan Allah, dalam hal-hal yang merupakan hak khusus bagi- Nya.
Kedua: syirik ashghar (kecil), yaitu: perbuatan yang disebutkan dalam Al Qur’an
dan Al hadits sebagai suatu syirik, tetapi belum sampai ke tingkat syirik
akbar. Adapun perbedaan diantara keduanya:
1.
Syirik akbar
menghapuskan seluruh amal, sedang syirik kecil hanya menghapuskan amal yang
disertainya saja.
2.
Syirik akbar
mengakibatkan pelakunya kekal di dalam neraka, sedang syirik kecil tidak sampai
demikian.
3.
Syirik akbar
menjadikan pelakunya keluar dari Islam, sedang syirik kecil tidak menyebabkan
keluar dari Islam