Tampilkan postingan dengan label Ahlul Bait. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Ahlul Bait. Tampilkan semua postingan

Sabtu, 01 Maret 2014

Kematian Husain dan keluarganya di padang Karbala (versi Aswaja)

Husain di padang karbala
Penduduk irak tidak pernah mengiginkan kepemimpinan Abu Bakar, Umar, dan Utsman. Mereka sangat mendukung akan kepemimpinan Ali sebagai Khalifah yang pertama. Dimana setelah pembunuhan terhadap Ali Ra, tajuk kepemimpinan di serahkan uleh umat kepada Hasan Ra, namun hasan tidak sanggup menjadi khalifah dan menyerahkannya kepada Muawwiyah dengan wasiat “setelah kepemimpinan muawwiyah, maka pemimpin selanjutnya deserahkan kepada umat islam agar dipilih oleh rakyat”. Dalam versi lain ada yang menyebutkan bahwa Hasan Ra diracuni oleh istrinya.
Sebelum wafat Muawiyah meyerahkan kekhalifahan kepada anaknya Yazid. Pada tahun 60 H, ketika Muawiyah bin Abu Sufyan wafat, penduduk kuffah mendengar bahwa Husein bin Ali belum berbaiat kepada Yazid bin Muawiyah, maka orang-orang Irak mengirimkan surat kepada husain bahwa mereka siap mendukung dan membaiat husain sebagai khalifah setelah Muawiyah dan menolak kekhalifahan Yazid. Penduduk irak membaiat husain secara tertulis dan menolak kekhalifan Yazid. Menurut riwayat jumlah surat dari irak sangat banyak lebih dari 500 surat dan dari keterangan seorang utusan bahwa semua masyarakat irak mendukung Husain dan ingin menjadikannya khalifah.
Husain yang pada saat itu berada di Mekah mengirim utusannya yaitu Muslim bin Aqil bin Abi Thalib yang merupakan Sepupunya untuk melihat keadaan di Iraq yang sebenarnya. Muslim bin Aqil masuk ke kuffah dan berdiam di rumah Hani’ bin Urwah dan oleh masyarakat kuffah di Irak mereka membaiat Husain melalui Muslim bin Aqil sebagai khalifah.
Kabar ini akhirnya sampai ke telinga Yazid bin Muawiyah di Syam, lalu ia mengutus Ubaidullah bin Ziyad menuju Kufah untuk mencegah Husein masuk ke Irak dan meredam pemberontakan penduduk Kuffah terhadap khalifah. Ubaidullah bin Ziyad mengetahui bahwa kediaman Hani’ bin Urwah adalah sebagai tempat berlangsungnya pembaiatan dan di situ juga Muslim bin Aqil tinggal.
Ubaidullah menemui Hani’ bin Urwah dan menanyakannya tentang gejolak di Kufah. Ubaidullah ingin mendengar sendiri penjelasan langsung dari Hani’ bin Urwah. Hani’ bin Urwah mengatakan, “Demi Allah, sekiranya (Muslim bin Aqil) bersembunyi di kedua telapak kakiku ini, aku tidak akan memberitahukannya kepadamu!” Ubaidullah lantas memukulnya dan memerintahkan agar ia ditahan. Mendengar kabar bahwa Ubaidullah memenjarakan Hani’ bin Urwah, Muslim bin Aqil bersama 4000 orang yang membaiatnya mengepung istana Ubaidullah bin Ziyad.
Ubaidullah bin Ziayd mengancam akan mendatangkan sejumlah pasukan dari Syam. Ternyata gertakan Ubaidullah membuat takut Syiah (pembela) Husein ini. Mereka pun berkhianat dan berlari meninggalkan Muslim bin Aqil hingga tersisa 30 orang saja yang bersama Muslim bin Aqil, dan selumlah matahari terbenam hanya tersisa Muslim bin Aqil seorang diri.
Muslim pun ditangkap dan Ubaidullah memerintahkan agar ia dibunuh. Sebelum dieksekusi, Muslim meminta izin untuk mengirim surat kepada Husein, keinginan terakhirnya dikabulkan oleh Ubaidullah bin Ziyad. Isi surat Muslim kepada Husein adalah “Pergilah, pulanglah kepada keluargamu! Jangan engkau tertipu oleh penduduk Kufah. Sesungguhnya penduduk Kufah telah berkhianat kepadamu dan juga kepadaku. Orang-orang pendusta itu tidak memiliki pandangan (untuk mempertimbangkan masalah)”. Muslim bin Aqil pun dibunuh, padahal saat itu adalah hari Arafah.
Husein berangkat dari Mekah menuju Kufah di hari tarwiyah. Banyak para sahabat Nabi menasihatinya agar tidak pergi ke Kufah. Di antara yang menasihatinya adalah Abdullah bin Abbas, Abu Said al-Khudri, Abdullah bin Umar, Abdullah bin Zubair,  Abdullah bin Amr, Muhammad al-Hanafiyah dll.
Abu Said al-Khudri radhiallahu ‘anhu mengatakan, “Sesungguhnya aku adalah seorang penasihat untukmu, dan aku sangat menyayangimu. Telah sampai berita bahwa orang-orang yang mengaku sebagai Syiahmu (pembelamu) di Kufah menulis surat kepadamu. Mereka mengajakmu untuk bergabung bersama mereka, janganlah engkau pergi bergabung bersama mereka karena aku mendengar ayahmu –Ali bin Abi Thalib- mengatakan tentang penduduk Kuffah, “Demi Allah, aku bosan dan benci kepada mereka, demikian juga mereka bosan dan benci kepadaku. Mereka tidak memiliki sikap memenuhi janji sedikit pun. Niat dan kesungguhan mereka tidak ada dalam suatu permasalahan (tak berpendirian). Mereka juga bukan orang-orang yang sabar ketika menghadapi pedang (pengecut)”.
Abdullah bin Umar radhiallahu ‘anhu mengatakan, “Aku hendak menyampaikan kepadamu beberapa kalimat. Sesungguhnya Jibril datang kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Kemudian memberikan dua pilihan kepada beluai antara dunia dan akhirat, maka beliau memilih akhirat dan tidak mengiginkan dunia. Engkau adalah darah dagingnya, demi Allah tidaklah Allah memberikan atau menghindarkan kalian (ahlul bait) dari suatu hal, kecuali hal itu adalah yang terbaik untuk kalian”. Husein tetap enggan membatalkan keberangkatannya. Abdullah bin Umar pun menangis, lalu mengatakan, “Aku titipkan engkau kepada Allah dari pembunuhan”.
Setelah meneruskan keberangkatannya, datanglah kabar kepada Husein tentang tewasnya Muslim bin Aqil. Husein pun sadar bahwa keputusannya ke Irak keliru, dan ia hendak pulang menuju Mekah atau Madinah, namun anak-anak Muslim mengatakan, “Janganlah engkau pulang, sampai kita menuntut hukum atas terbunuhnya ayah kami”. Karena menghormati Muslim dan berempati terhadap anak-anaknya, Husein akhirnya tetap berangkat menuju Kufah dengan tujuan menuntut hukuman bagi pembunuh Muslim.
Bersamaan dengan itu Ubaidullah bin Ziyad telah mengutus al-Hurru bin Yazid at-Tamimi dengan membawa 1000 pasukan untuk menghadang Husein agar tidak memasuki Kuffah. Bertemulah al-Hurru dengan Husein di Qadisiyah, ia mencoba menghalangi Husein agar tidak masuk ke Kufah. Husein mengatakan, “Celakalah ibumu, menjauhlah dariku”. Al-Hurru menjawab, “Demi Allah, kalau saja yang mengatakan itu adalah orang selainmu akan aku balas dengan menghinanya dan menghina ibunya, tapi apa yang akan aku katakan kepadamu, ibumu adalah wanita yang paling mulia, radhiallahu ‘anha”.
Saat Husein menginjakkan kakinya di daerah Karbala, tibalah 4000 pasukan lainnya yang dikirim oleh Ubaidullah bin Ziyad dengan pimpinan pasukan Umar bin Saad. Husein mengatakan, “Apa nama tempat ini?” Orang-orang menjawab, “Ini adalah daerah Karbala.” Kemudian Husein menanggapi, “Karbun (musibah) dan balaa’(bencana).”
Melihat pasukan dalam jumlah yang sangat besar, Huseinradhiallahu ‘anhu menyadari tidak ada peluang baginya. Lalu ia mengatakan, “Aku ada dua alternatif pilihan, (1) kalian mengawal (menjamin keamananku) pulang atau (2) kalian biarkan aku pergi menghadap Yazid di Syam. Dan  Umar bin Saad mengatakan “Engkau pergi menghadap Yazid, tapi sebelumnya aku akan menghadap Ubaidullah bin Ziyad terlebih dahulu”. Ternyata Ubadiullah menolak jika Husein pergi menghadap Yazid, ia menginginkan agar Husein ditawan menghadapnya. Mendengar hal itu Husein menolak untuk menjadi tawanan.
Terjadilah peperangan yang sangat tidak imbang antara 73 orang di pihak Husein berhadapan dengan 5000 pasukan Irak. Kemudian 30 orang pasukan Irak dipimpin oleh al-Hurru bin Yazid at-Tamimi membelot dan bergabung dengan Husein. Peperangan yang tidak imbang itu menewaskan semua orang yang mendukung Husein, hingga tersisa Husein seorang diri. Orang-orang Kufah merasa takut dan segan untuk membunuhnya, masih tersisa sedikit rasa hormat mereka kepada darah keluarga Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam. Namun ada seorang laki-laki yang bernama Amr bin Dzi al-Jausyan –semoga Allah menghinakannya- melemparkan panah lalu mengenai Husein, Husein pun terjatuh lalu orang-orang mengeroyoknya, Husein akhirnya syahid, semoga Allah meridhainya.
Ada yang mengatakan Amr bin Dzi al-Jausyan-lah yang memotong kepala Husein sedangkan dalam riwayat lain, orang yang menggorok kepala Husein adalah Sinan bin Anas, Allahu a’lam. Yang perlu pembaca ketauhi Ubaidullah bin Ziyad, Amr bin Dzi al-Jausyan, dan Sinan bin Anas adalah pembela Ali (Syiah nya Ali) di Perang Shiffin. Ini adalah sebuah kisah pilu yang sangat menyedihkan, celaka dan terhinalah orang-orang yang turut serta dalam pembunuhan Husein dan ahlul bait yang bersamanya. Bagi mereka kemurkaan dari Allah. Semoga Allah merahmati dan meridhai Husein dan orang-orang yang tewas bersamanya.
Di antara ahlul bait yang terbunuh bersama Husein adalah:
Anak-anak Ali bin Abi Thalib/ Saudara Husain: Abu Bakar, Muhammad, Utsman, Ja’far, dan Abbas.
Anak-anak Aqil bin Abi Thalib/ Sepupu Husain: Ja’far, Abdullah, Abdurrahman, dan Abdullah bin Muslim bin Aqil. 
           Anak-anak Husein bin Ali: Ali al-Akbar, Ali al-Asghar, dan Abdullah.
           Anak-anak Hasan bin Ali: Abu Bakar, Abdullah, Qosim.
          Anak-anak dari Abdullah bin Ja’far bin Abi Thalib: ‘Aun dan Muhammad.
Dari Ummu Salamah bawasanya Jibril datang kepada Nabishallallahu ‘alaihi wa sallam “…Jibril mengatakan, “Apakah engkau mencintai Husein wahai Muhammad?” Nabi menjawab, “Tentu” Jibril melanjutkan, “Sesungguhnya umatmu akan membunuhnya. Kalau engkau mau, akan aku tunjukkan tempat dimana ia akan terbunuh.” Kemudian Nabi diperlihatkan tempat tersebut, sebuah tempat yang dinamakan Karbala. (HR. Ahmad dalam Fadhailu ash-Shahabah,). 

Husain bin ‘Alī bin Abī Thālib

Husain bin ‘Alī bin Abī Thālib (حسين بن علي بن أﺑﻲ طالب)
Husain dilahirkan tiga tahun setelah Hijrah ke Madinah (626 M) bertepatan pada tanggal 3 Sya’ban 4 H atau 8 januari 626 M. Orang tuanya adalah Ali bin Abi Thalib, Ali  adalah sepupu Muhammad dan orang kepercayaannya, dan ibu-nya Husain adalah Fatimah az-Zahrroh putri dari Muhammad SAW.  Husain adalah cucu kedua Muhammad SAW adik dari Hasan RA.
Berikut ini Silisilah dari Husain bin Ali
Husain merupakan Imam ketiga bagi kebanyakan sekte atau aliran Syi’ah, setelah Imam Ali dan Imam Hasan.  Ia dihormati oleh Sunni karena ia merupakan Ahlul Bait. Ia juga sangat dihormati kaum Sufi karena menjadi Wali Mursyid yang ke 2 setelah ayah beliau terutama bagi tarekat Qadirriyyah di seluruh dunia dan tarekat Alawiyyah di Hadramaut.
Keturunan Husain disebut Husayni dan keturunan dari kakaknya Hasan disebut Hasani. Dan dalam aliran Tarekat Qadiriyyah selanjutnya lebih kepada keturunan Husain yang diwariskan dari Ali bin Abi Thalib. Dari keturunan Ahlul Bait ini kemudian Tarekat Qadiriyyah terus menerus di pimpin oleh Wali Mursyid hingga Ali Ridha. Perkembangan tarekat ini yang menggelobal membuat pimpinan tarekat ini (Wali Mursyid) kemudian di pangku oleh orang diluar Ahlul Bait (bukan Hasany atau Huseiny) setelah Ali Ridha.
Tapi mulai dari Syekh Abdul Qadir Jilani, jabatan Wali Mursyid berikutnya hingga saat ini yang telah mencapai generasi ke 40 (di banyak cabang tarekat) umumnya dipegang kembali oleh keturunan Ahlul Bait baik Hasani maupun Husayni. Bahkan Syekh Abdul Qadir Jailani sendiri ayah beliau adalah Hasani sedangkan ibunda beliau Husayni.
Husain menikahi 3 orang wanita:
1.    Syahr Banu atau Umm Ishaq
2.    Ummu Rubab
3.    Ummu Laila

Al-Husain memiliki 5 orang putra dan 2 orang putri, diantaranya adalah;
Ali bin Husain
Dijuluki Abu Muhammad bergelar Zainal Abidin.
Ali bin Husain al-Akbar
Syahid Pertempuran Karbala. Ibunya bernama Laila binti Abu Murrah bin Urwah bin Mas'ud ats-Tsaqafi
Ali bin Husain al-Asghar
Syahid Pertempuran Karbala. Ibunya bernama Rubab binti Imra al-Qais, merupakan syahid termuda di Karbala.
Ja'far bin Husain
Beliau meninggal sejak ayahnya masih hidup.
Abdullah bin Husain
Ikut shahid saat masih kecil pada pertempuran karbala bersama ayahnya Husein bin Ali Ra
Sukainah binti Husain
Ibunya bernama Rabab binti Imru' al-Qais bin Adi dari Kalb dari Ma'd. Rabab juga ibu tiri dari Abdullah bin Husain.
Fatimah binti Husain
Ibunya bernama Umm Ishaq binti Thalhah bin Ubaidillah dari Taim.
Tanggal 10 Muharram 61 H atau tanggal 10 Oktober 680 merupakan hari Pertempuran Karbala yang terjadi di Karbala, Iraq sekarang. Pertempuran ini terjadi antara pasukan Bani Hasyyim yang dipimpin oleh Husain bin Ali beranggotakan sekitar 70-an orang melawan pasukan Bani Umayyah yang dipimpin oleh Ibnu Ziyad, atas perintah Yazid bin Muawiyah, khalifah Umayyah saat itu beranggotakan 4000 pasukan.
Pertempuran di padang Karbala menewaskan semua pasukan Husain bin Ali kecuali pihak perempuan dan Ali bin Husaen yang sedang sakit. Dan oleh Ziyad keluarga yang selamat dibawa menghadap Khalifah di Damaskus dan dikembalikan ke Madinah. Ia terbunuh sebagai syahid pada Pertempuran Karbala tahun 680 Masehi. Perayaan kesyahidannya disebut sebagai Hari Asyura dan pada hari itu kaum Muslim Syi'ah bersedih.

Minggu, 23 Februari 2014

Dalil-Dalil Keutamaan Ahlul Bait dan Hal-hal yang berkaitan dengan Akhlul Bait

Dalil nakli tentang Ahlul Bait dan Hadits yang berkaitan dengan Ahlul Bait.

Bismillahirrohmanirrohim,

Tulisan ini bermula dari seorang teman saya yang menanyakan tentang Ahlul Bait, dia bilang “kamu ini kayak syi’ah saja memuji keturunan Nabi”  dan dia menanyakan tentang perkara ini dari mana asal mulanya, dan saya jawab “jujur saja, saya bukanlah Syi’ah, saya InsaAllah Ahlussunnah wal Jam’ah.” Kalau difinisi anda tentang Syi’ah hanya berlandaskan itu saja maka anda sudah keliru. Agar tidak terlalu menggurui, maka dari itulah saya menulis ini di Blog Agar siapa yang mau tau bisa membacanya tanpa saling menjustifikasi.

Dan masalah jarangnya dalil naqli yang membahas tentang ini saya konfirmasikan kepada bapak Habib Hasyim AlHaddar, beliau mengatakan: “kurangnya pustaka kita tentang Ahlul bait itu bukan karena tidak ada dasar, tapi itu semua kami (Ahlul Bait-pen) semua memiliki alasan tersendiri. Hadits2 itu banyak sekali yang membahas tentang kedudukan Ahlul Bait, namun kami tidak ingin menyombongkan diri dengan menyandang gelar Ahlul Bait, dan Dalil-dalil yang dikeluarkan oleh Datuk kami (Muhammad SAW) lebih banyak di konsumsi oleh kalangan kami. Kami tidak ingin di muliakan dan kami tidak mau hal-hal semacam ini kemudian membuat kami sombong”.

Rasulullah SAW bersabda :

أحبوا الله لما يغذوكم من نعمه , وأحبوني لحب الله , واحبّوا أهل بيتي لحبّي

Cintailah Allah SWT atas nikmat yang dilimpahkan-Nya kepada kalian, cintailah aku berdasarkan kecintaan kepada Allah SWT, dan cintailah ahlu baitku berdasarkan kecintaan kepadaku ( Sunan al-Tirmidzi : 5/664) .

Rasulullah SAW bersabda :

لكّل شيء اساس . و أساس الإسلام حبنا أهل البيت

Segala sesuatu ada azasnya, dan azas agama Islam adalah mencintai kami ahlu bait.( Al-Mahasin :1/247).

Ketika turun ayat: "Katakanlah wahai Muhammad, Aku tidak meminta balasan apapun dari kalian kecuali mencintai kerabat." Kemudian Ibnu Abbas ra bertanya pada Rasulullah: Wahai Rasulullah, siapakah yang dimaksud dengan kerabat yang wajib kami cintai? Rasulullah SAW menjawab: Ali, Fatimah, dan anak keturunannya.

Rasulullah SAW bersabda :

أذكركم الله في أهل بيتي , أذكركم الله في أهل بيتي ¸ أذكركم الله في أهل بيتي

Aku ingatkan kalian dalam masalah ahlu baitku, Aku ingatkan kalian dalam masalah ahlu baitku, Aku ingatkan kalian dalam masalah ahlu baitku.( Shahih Muslim :4/1873).

Rasulullah SAW bersabda :

أدبوا أولادكم على ثلاث خصال : حبّ نبيكم , وحبّ أهل بيته , وقراءة القرآن .

Didiklah anak-anakmu atas tiga perkara : Mencintai Nabi kalian, mencintai ahlu baitnya dan membaca alquran (Al-Showaiq al-Muhriqah : 172).

Ibnu Taimiyah rahimahullah mengemukakan suatu hadis yang menyentuh peringatan Rasulullah SAW kepada para sahabat Baginda: "Janganlah kalian berselawat untukku dengan Selawat Batra." Para sahabat bertanya "Ya Rasulullah, apakah yang dimaksud dengan Selawat Batra?". Baginda menjawab :"Kalian mengucapkan: Ya Allah, limpahkan selawat kepada Muhammad, lalu kalian berhenti di situ! Ucapkanlah : "Ya Allah, limpahkanlah selawat kepada Muhammad dan kepada Aal Muhammad".

Rasulullah SAW bersabda :

النجوم أمان لآهل الأرض من الغرق و أهل بيتي أمان لامتي من الاختلاف

Bintang-bintang adalah petunjuk bagi penduduk bumi dari kesesatan, dan ahlu baitku pengaman bagi ummatku dari perselisihan. (Al-Mustadrak ‘Ala Shahihain : 3/162)

Dari Zaid bin Arqam berkata, ‘Dahulu saya bersama Rasulullah SAW maka lewatlah Fathimah yang keluar dari rumahnya menuju ke kamar Nabi SAW dan bersamanya terdapat kedua anaknya Hasan dan Husein dan Ali bin Abi Thalib mengikuti mereka. Kemudian Nabi SAW memandang mereka dan bersabda :Siapa yang mencintai mereka berarti telah mencintai aku, dan siapa yang membenci mereka berate telah membenci aku’.( Tarikh Damsyiq : 91)

Rasulullah SAW bersabda :

أساس الاسلام حبي وحب أهل بيتي

Asas agama Islam adalah mencintaiku dan mencintai ahlu baitku. (al-Dur al-Mansur : 6/7 dan Kanz al-Ummal  :12/105 )

Dari Ali bin Abi Thalib, ‘Rasulullah SAW berkata kepadaku : ‘Wahai Ali, Islam itu telanjang, bajunya adalah taqwa, pemimpinnya adalah petunjuk, hiasannya adalah sifat malu, tiangnya adalah sifat wara’, hartanya adalah amal soleh dan azas Islam adalah mencintaiku dan ahlu baitku’.( Kanz al-Ummal  :13/645)

Diriwayatkan oleh Zaid bin Al-Arqam RA menyebut: "Kutinggalkan di tengah kalian dua bekal. (Yang pertama): Kitabullah, di dalamnya terdapat petunjuk dan cahaya terang. Hendaklah kalian ambil dan berpegang teguh padanya dan (kedua), Ahli Baitku. Kalian kuingatkan kepada Allah mengenai Ahli-Baitku! Kalian kuingatkan kepada Allah mengenai Ahli-Baitku!"

Rasulullah SAW bersabda :

حب آل محمد يوما خير من عبادة سنة ومن مات عليه دخل الجنة

Mencintai keluarga Muhammad (ahlu bait) satu hari lebih baik daripada ibadah satu tahun, dan siapa di antara kamu meninggal dalam mencintainya masuk surga’. (Nur al-Abshor : 127)

Dari Imam Ali bin Abi Thalib, Rasulullah SAW memegang tangan Hasan dan Husein dan bersabda :

من أحبني و أحب هذين و أبا هما وأمهما , كان معي في درجتي يوم القيامة

Siapa yang mencintai aku dan mencintai kedua anak ini serta ayah dan ibu dari keduanya, sesungguhnya ia bersamaku dalam derajatku di hari kiamat. (Musnad Ahmad :1/77, Sunan Tirmidzi : 5/641 dan Fadhail al-Sahabah : 2/694).

Rasulullah SAW bersabda :

لا يؤمن عبد حتى أكون أحب اليه من نفسه , و أهلي أحب اليه من أهله , وعترتي

أحب اليه من عترته , و ذاتي أحب اليه من ذاته

Seorang hamba Allah tidak akan sempurna imannya sebelum kecintaannya kepadaku melebihi kecintaannya kepada dirinya sendiri, sebelum kecintaanya kepada keluargaku melebihi kecintaannya kepada keluarganya sendiri, sebelum kecintaannya kepada keturunanku melebihi kecintaannya kepada keturunannya sendiri, dan sebelum kecintaannya kepada dzatku melebihi kecintaannya kepada dzatnya sendiri’. (Al-Mu’jam al-Kabir  : 7/86).

Dari Yazid bin Hayan, katanya: "Saya berangkat bersama Hushain bin Sabrah dan Umar bin Muslim ke tempat Zaid bin Arqam r.a. Ketika kita sudah duduk-duduk di dekatnya, lalu Hushain berkata padanya: "Hai Zaid, engkau telah memperolehi kebaikan yang banyak sekali. Engkau dapat kesempatan melihat Rasulullah s.a.w., mendengarkan Hadisnya, berperang besertanya dan juga bersembahyang di belakangnya. Sungguh- sungguh engkau telah memperolehi kebaikan yang banyak sekali. Cubalah beritahukan kepada kita apa yang pernah engkau dengar dari Rasulullah s.a.w. Zaid lalu berkata: "Hai anak saudaraku, demi Allah, sungguh usiaku ini telah tua dan janji kematianku hampir tiba, juga saya sudah lupa akan sebahagian apa yang telah pernah saya ingat dari Rasulullah s.a.w. Maka dari itu, apa yang saya beritahukan kepadamu semua, maka terimalah itu, sedang apa yang tidak saya beritahukan, hendaklah engkau semua jangan memaksa-maksakan padaku untuk saya terangkan." Selanjutnya ia berkata: "Rasulullah s.a.w. pernah berdiri berkhutbah di suatu tempat berair yang disebut Khum, terletak antara Makkah dan Madinah. Beliau s.a.w. lalu bertahmid kepada Allah serta memujiNya, lalu menasihati dan memberikan peringatan, kemudian bersabda:

"Amma Ba'du, ingatlah wahai sekalian manusia, hanyasanya saya ini adalah seorang manusia, hampir sekali saya didatangi oleh utusan Tuhanku - yakni malaikatul-maut, kemudian saya harus mengabulkan kehendakNya - yakni diwafatkan. Saya meninggalkan untukmu semua dua benda berat - agung - iaitu pertama Kitabullah yang di dalamnya ada petunjuk dan cahaya. Maka ambillah amalkanlah - dengan berpedoman kepada Kitabullah itu dan peganglah ia erat-erat." Jadi Rasulullah s.a.w. memerintahkan untuk berpegang teguh serta mencintai benar-benar kepada kitabullah itu.

Selanjutnya beliau s.a.w. bersabda: "Dan juga ahli baitku. Saya memperingatkan kepadamu semua untuk bertaqwa kepada Allah dalam memuliakan ahli baitku, sekali lagi saya memperingatkan kepadamu semua untuk bertaqwa kepada Allah dalam memuliakan ahli baitku."

Hushain lalu berkata kepada Zaid: "Siapakah ahli baitnya itu, hai Zaid. Bukankah isteri- isterinya itu termasuk dari golongan ahli baitnya?" Zaid menjawab: "Ahli baitnya Rasulullah s.a.w. ialah Ahli keluarga keturunan - Ali, Alu Aqil, Alu Ja'far dan Alu Abbas." Hushain mengatakan: "Semua orang dari golongan mereka ini diharamkan menerima sedekah." Zaid berkata: "Ya, benar." (Riwayat Muslim)

Sebuah hadis riwayat Al Hakim dan disahihkan oleh Bukhari & Muslim menyebut: "Bintang-bintang merupakan (sarana) keselamatan bagi penghuni bumi (yang sedang belayar) dari bahaya tenggelam/karam sedangkan Ahlul Baitku sarana keselamatan bagi umatku dari perselisihan (dalam agama). Bila ada satu kabilah Arab yang membelakangi Ahlul Baitku, mereka akan berselisih, kemudian menjadi kelompok iblis".

Rasulullah SAW bersabda :

اعلم أنّ أول عبادته المعرفة به … ثم الإيمان بي و الاقرار بأنّ الله أرسلني الى كافة

الناس بشيرا و نذيرا وداعيا الى الله بإذنه و سراجا منيرا , ثم حب أهل بيتي الذين

أذهب الله عنهم الرجس وطهرهم تطهيرا

‘Ketahuilah bahwasanya awal ibadah itu adalah mengenal Allah … kemudian beriman kepadaku dan berikrar bahwasanya Allah SWT telah mengutus aku kepada seluruh manusia sebagai pembawa berita baik dan peringatan, dan untuk jadi penyeru kepada agama Allah dengan izin-Nya dan untuk jadi cahaya yang menerangi, kemudian (sebagai awal ibadah adalah) mencintai ahlu baitku yang Allah telah hilangkan atas mereka segala dosa dan membersihkannya se suci-sucinya‘. (Makarim al-Akhlaq : 2/363).

 Rasullalla SAW bersabda "Umatku yang pertama kali aku beri pertolongan (Syafa'at) kelak di hari Kiamat, adalah yang mencintai Ahli bait-ku."(H.R. al-Dailami)

Dari Abdul Muthalib ibnu Rab'ah ibnul Khariif, katanya Rasulullah SAW telah bersabda: "Sesungguhnya sedekah itu berasal dari kotoran harta manusia dan ia tidak dihalalkan bagi Muhammad mahupun bagi keluarga Muhammad." (HR Muslim)
Tentang hadis ini, Imam Nawawi memberikan penjelasan: "Kotoran manusia ertinya zakat membersihkan harta dan jiwa mereka". Allah SWT berfirman: "Ambillah zakat dari sebahagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan dan mensucikan mereka."(QS
. At-Taubah : 103)

Rasulullah SAW bersabda :

من اراد التوكل على الله فليحب أهل بيتي , … و من اراد الحكمة فليحب اهل بيتي ,

… فوالله ما احبّهم احد الا رنح الدنيا و الاخرة

Siapa yang ingin bertawakkal kepada Allah maka cintailah ahlu baitku, … siapa yang ingin menemukan hikmah maka cintailah ahlu baitku, … demi Allah tidaklah seorang mencintai mereka kecuali ia akan beruntung di dunia dan akhirat.      ( Yanabi’ al-Mawaddah  : 2/332)

Rasulullah SAW bersabda :

لا يحبنا أهل البيت الا مؤمن تقي , ولا يبغضنا الا منافق شقي

Tidak ada yang mencintai kami ahlu bait kecuali orang yang beriman dan bertaqwa, dan tidak ada yang membenci kami kecuali orang munafik dan durhaka. (Dzakhair al-Uqba : 218 dan al-Showaiq al-Muhriqah : 230)

Jabir RA mendengar Saidina Umar Al-Khattab RA berkata kepada orang ramai ketika beliau mengahwini Ummu Kalthum binti Ali bin Abu Talib : "Tidakkah kalian mengucapkan selamat untukku? Aku mendengar Rasulullah SAW bersabda: "Semua sabab (kerabat) dan nasab (salasilah keturunan) akan terputus pada hari kiamat kelak kecuali kerabat dan nasabku." (HR At-Thabrani)

Rasulullah SAW bersabda :

الزموا مودتنا أهل البيت , فإنه من لقي الله يوم القيامة و هو يودنا دخل الجنة بشفاعتنا

Hendaklah kalian tetap memelihara kasih sayang dengan kami ahlu bait, karena orang yang bertemu dengan Allah (pada hari kiamat kelak) dalam keadaan mencintai kami, ia akan masuk surga dengan syafaat kami.( Majma’ al-Zawaid  : 9/172 dan  Al-Mu’jam al-Ausath  :3/26 )

Abu Hurairah RA berkata bahawa Rasulullah SAW pernah bersabda: "Orang yang terbaik di antara kalian ialah orang yang terbaik sikapnya terhadap keluargaku setelah aku tiada."

Rasulullah SAW bersabda :

شفاعتي لآمتي من أحب أهل بيتي

Golongan umatku yang akan mendapat syafaatku adalah mereka yang mencintai ahlu baitku.( al-Jami’ al-Shagir :2/49 dan  Tarikh Baghdad  : 2/146)

Saidina Ali KW menemui Rasulullah SAW yang telah menghampar selembar selimut, lalu baginda duduk atasnya bersama Saidina Ali, Sayidatina Fatimah, Saidina Hasan dan Saidina Hussein. Kemudian Baginda bersabda : "Ya Allah, redhailah mereka sebagaimana aku redha kepada mereka." Rasulullah SAW pernah bersabda: "Yang paling aku cintai di antara ahlul-baitku adalah Al-Hasan dan Al-Hussein." (HR At-Tirmidzi) Rasulullah SAW juga pernah bersabda mengenai Saidina Hasan: "Ya Allah, sesungguhnya aku mencintainya, maka cintailah dia, dan cintailah siapa yang mencintainya."(HR Muslim)

Rasulullah SAW bersabda :

أربعة أنا شفيع لهم يوم القيامة : المكرم لذريتي , والقاضي لهم حوائجهم , والساعي لهم في أمورهم عند ما اضطرّوا إليه , و المحب لهم بقلبه و لسانه .

‘Empat golongan akulah yang akan memberinya syafaat di hari kiamat, yaitu : ‘Orang yang memuliakan keturunanku, orang yang membantu menutup kebutuhan mereka, membantu mereka dalam urusan-urusan mereka ketika mereka membutuhkannya, dan orang yang mencintai mereka dengan hatinya yang tulus dan dengan kata-katanya. (Ihya al-Mait : 52)

Rasulullah SAW bersabda, dari Imam Malik rahimahullah yang berasal dari Nu'aim Al-Mujmar, sepertimana berikut: "Ya Allah, limpahkanlah selawat kepada Muhammad, kepada para isteri dan anak-cucu keturunan beliau." Terdapat sebuah hadis daripada Ibnu Humaid As-Saidi yang bermaksud: "Ya Allah, limpahkanlah selawat kepada Muhammad, kepada isteri-isterinya, dan kepada anak-cucu keturunannya." Sebuah hadis lain pula menyebut: "Ya Allah, limpahkanlah selawat kepada Muhammad dan Aal (Ahli-bait) Muhammad.

Rasulullah SAW bersabda :

من مات على حب آل محمد مات شهيدا , ألاو من مات على حب آل محمد مات مغفورا

له , ألا و من مات على حب آل محمد مات تائبا , ألا و من مات على حب آل محمد

مات مؤمنا مستكمل الايمان

Barang siapa meninggal dunia dalam keadaan mencintai keluarga Muhammad SAW, ia mati syahid. Sungguh orang yang meninggal dunia dalam keadaan mencintai keluarga Muhammad SAW, ia akan memperoleh ampunan atas doa-dosanya. Sungguh orang yang meninggal dunia dalam keadaan mencintai keluarga Muhammad SAW, ia mati dalam keadaan diterima taubatnya. Sungguh orang yang meninggal dunia dalam keadaan mencintai keluarga Muhammad SAW, ia mati sebgai orang yang beriman dan sempurna imannya.( Tafsir al-Kasyaf  : 4/220-221)

Rasulullah SAW pernah bersabda: "Belum sempurna keimanan seorang hamba Allah sebelum kecintaannya kepadaku melebihi kecintaannya kepada dirinya sendiri; sebelum kecintaannya kepada keturunanku melebihi kecintaannya kepada keturunannya sendiri; sebelum kecintaannya kepada ahli-baitku melebihi kecintaannya kepada keluarganya sendiri, dan sebelum kecintaannya kepada zatku melebihi kecintaannya kepada zatnya sendiri." (HR Thabrani)

Dari Tufail dari Saidina Ali KW, Nabi SAW bersabda: "Jika dunia ini hanya tinggal sehari sahaja, nescaya Allah akan bangkitkan seorang lelaki dari keluargaku yang akan memenuhi dengan keadilan sebagaimana ia telah dipenuhi dengan kezaliman."

Rasulullah SAW bersabda :

حبنا أهل البيت يكفر الذنوب و يضاعف الحسنات

Mencintai kami ahlu bait akan menghapuskan kesalahan dan melipatgandakan kebaikan.( Irsyad al-Qulub : 253)

Darip Abu Dzar, menyatakan: "Ahlul Baitku di tengah kalian ibarat bahtera Nuh. Siapa yang menaikinya ia selamat dan siapa yang ketinggalan ia binasa." (HR Ahmad, Al-Hakim, ibnu Jarir dan At-Thabrani)

Rasulullah SAW bersabda :

أكثركم نورا يوم القيامة أكثركم حبا لآل محمد

Yang paling banyak cahanyanya di antara kalian di hari kiamat adalah yang paling banyak kecintaannya kepada keluarga Muhammad SAW. (SAWahid al-Tanzil : 2/310)

Dari Saidina Ali KW bahawa Rasulullah SAW bersabda: "Barangsiapa mencintai kedua orang ini (yakni Saidina Hasan & Saidina Hussein) dan ayah serta ibunya, maka ia bersama aku dalam darjatku di Hari Kiamat." (HR Ahmad dan At-Tirmidzi)

Rasulullah SAW bersabda :

أما والله لا يحب أهل بيتي عبد إلا أعطاه الله عز وجل نورا حتى يرد علي الحوض

Demi Allah, tidaklah seorang hamba mencintai ahlu baitku kecuali Allah Azza Wa Jalla memberikannya cahaya hingga ia bertemu di telaga Haudh.( SAWahid al-Tanzil  : 2/310).

Rasulullah SAW telah bersabda: "Dunia tidak akan berakhir sehingga bangsa Arab dipimpin oleh seorang lelaki dari keluargaku yang namanya menyerupai namaku." (HR At-Tirmidzi).

Rasulullah SAW bersabda :

ألا ومن مات على حب آل محمد بشّره ملك الموت بالجنة ثم منكر و نكير , ألا و من

مات على حب آل محمد يزفّ الى الجنة كما تزف العروس الى بيت زوجــــــــــها ,

ألا و من مات على حب آل محمد فتح له من قبره بابان الى الجنة , الا و من مــــات

على حب آل محمد مات على السنّة و الجماعة

Sungguh barang siapa meninggal dunia dalam keadaan mencintai keluarga Muhammad SAW, ia diberi kabar gembira oleh malaikat maut akan masuk surga, kemudian diberi tahu pula oleh dua malaikat yaitu Munkar dan Nakir. Sungguh orang yang meninggal dunia dalam keadaan mencintai keluarga Muhammad SAW, ia akan diarak masuk surga seperti pengantin perempuan di arak menuju rumah suaminya. Sungguh orang yang meninggal dunia dalam keadaan mencintai keluarga Muhammad SAW, di dalam kuburnya ia akan dibukakan dua pintu menuju surga. Sungguh orang yang meninggal dunia dalam keadaan mencintai keluarga Muhammad SAW, ia mati dalam lingkungan sunnah wal jamaah.( Tafsir Al-Kasyaf  : 4/220-221)

Rasulullah SAW pernah bersabda: "Empat golongan yang akan memperolehi syafaatku pada hari kiamat: Orang yang menghormati keturunanku, orang yang memenuhi keperluan mereka, orang yang berusaha membantu urusan mereka pada saat diperlukan, dan orang yang mencintai mereka dengan hati dan lidahnya." (HR Ahmad)

Rasulullah SAW bersabda :

معرفة آل محمد براءة من النار , وحب آل محمد جواز على الصراط , و الولاية

لآل محمد أمان من العذاب

Mengenal keluarga Muhammad SAW membebaskan dari sentuhan api nereka, mencintai keluarga Muhammad SAW merupakan kemudahan dalam melewati jembatan sirathol mustaqim, mengikuti keluarga Muhammad SAW aman dari azab neraka. (Tarikh Baghdad : 12/91 dan Faraidh al-Simthin  : 2/242)

Dari Abu Said Al-Khudri RA, katanya, telah bersabda Rasulullah SAW: "Demi jiwaku yang berada dalam kekuasaanNya, sesungguhnya seseorang tidak membenci kami Ahlul Bait, melainkan Allah akan memasukkan mereka ke dalam neraka." (HR Al-Hakim)

Rasulullah SAW bersabda :

يرد عليّ الحوض أهل بيتي ومن أحبهم من أمتي كهاتيت, يعني السبّابتين

Ahlu baitku akan berkumpul ditelaga Haudh bersama umatku yang paling mencintai mereka seperti ini (menunjukkan kedua jarinya yang saling menempel).      (Maqatil Thalibiyin : 76 dan Dzakhoir al-Uqba : 18 )

Daripada Jabir ibnu Abdullah RA yang menceritakan beliau sendiri mendengar dari Rasulullah SAW dalam suatu khutbah antara lain menyebut: "Hai manusia, barangsiapa membenci kami, Ahlul Bait, pada Hari Kiamat Allah akan menggiringnya sebagai orang Yahudi." (HR At-Thabrani)

Dari Abu Dzar, Rasulullah SAW bersabda :

ألا إنّ مثل أهل بيتي فيكم مثل سفينة نوح من قومه , من ركبةا نجا ومن تخلّف

عنةا غرق

Sungguh perumpamaan ahlu baitku terhadap kalian sepeti perahu Nabi Nuh as, siapa yang menaikinya akan selamat dan siapa yang meninggalkannya akan tenggelam. (Yanabi’ al-Mawaddah  : 1/94 dan Al-Mustadrak ‘Ala Shaihain  : 3/163 )

Rasulullah SAW bersabda :

نحن سفينة النّجاة , من تعلّق بها نجا ومن حاد عنها هلك

Kami (ahlu bait) ibarat perahu keselamatan, siapa yang mengikuti kami akan selamat dan siapa yang menyimpang dari kami akan celaka.( Faraid al-Simthin : 1/37)

Daripada Abdullah ibnu Umar RA yang mengatakan: "Allah SWT menetapkan tiga `hurumat' (hal-hal yang wajib dihormati dan tidak boleh dilanggar). Barangsiapa menjaga baik-baik ketiga-tiga `hurumat' itu, Allah akan menjaga urusan agamanya dan keduniaannya. Dan barangsiapa tidak mengendahkannya, Allah tidak akan mengendahkan sesuatu baginya. Para sahabat bertanya: Apa tiga hurumat itu, ya Rasulullah? Baginda menjawab: Hurumatul Islam, hurumatku dan hurumat kerabatku." (HR At-Thabrani)

Rasulullah SAW bersabda :

إنّما مثل أهل بيتي فيكم مثل باب حطّة في بني إسرئيل , من دخله غفر له

Sesungguhnya perumpamaan ahlu baitku seperti pintu pengampunan dosa Bani Israil, siapa yang masuk ke dalamnya diampuni dosanya. (Al-Shawaiq al-Muhriqah : 152)

Perkataan tentang pintu kebebasan Bani Israil adalah isyarat yang diambil dari firman Allah SWT kepada Bani Israil dalam surat al-Baqarah ayat 58 : “Dan masukilah pintu gerbangnya sambil bersujud, dan Katakanlah: “Bebaskanlah kami dari dosa”, niscaya kami ampuni kesalahan-kesalahanmu.

Rasulullah SWT telah menegaskan dalam sabda Baginda: "Siapa yang membenci Ahlul Bait, ia adalah seorang munafik." (HR Ahmad)

Rasulullah SAW bersabda :

النجوم أمان لآهل السماء فإذا ذهبت النجوم ذهب اهل السماء , واهل بيتي أمان لأهل الارض فإذا ذهب اهل بيتي ذهب اهل الارض

Bintang adalah pengaman bagi penduduk langit, jika bintang musnah maka musnahlah penduduk langit. Ahlu baitku pengaman bagi penduduk bumi, jika musnah ahlu baitku maka musnahlah penduduk bumi. (Yanabi’ al-Mawaddah  : 2/17)

Abu Dzar Al-Ghifari RA mengatakan bahawa ia mendengar Rasulullah SAW bersabda: "Jadikanlah Ahlul Baitku bagi kalian sebagai kepala bagi jasad dan sebagai dua belah mata bagi kepala."
Berkata Aisyah ra, ‘Sesungguhnya laki-laki yang paling dicintai Rasulullah SAW adalah Ali as, aku melihat dia dalam surban Rasul SAW bersama Fathimah, Hasan dan Husein. Maka Rasul SAW berkata : “mereka adalah ahlul bait-ku” (Tarikh Damsyiq : 2/163-164)
Ibnu Abbas RA berkata bahawa Rasulullah SAW pernah bersabda: "Cintailah Allah atas kenikmatan yang diberikanNya kepadamu sekelian dan cintailah aku dengan mencintai Allah dan cintailah Ahlul Baitku kerana mencintaiku." Dalam sebuah hadis dari Saidina Ali KW, Rasulullah SAW pernah bersabda: "Di antara kalian yang paling mantap berjalan di atas sirath ialah yang paling besar kecintaannya kepada Ahlul Baitku dan para sahabatku."

Rasulullah SAW bersabda,  firman Allah SWT : ‘Bertasbih kepada Allah di rumah-rumah yang telah diperintahkan untuk dimuliakan dan disebut nama-Nya di dalamnya” Rasul SAW ditanya : apakah yang dimaksud dengan ‘rumah-rumah’ dalam ayat tersebut. Rasul SAW menjawab, ‘rumah para Nabi’. Berkata Abubakar RA., ‘ Ya Rasulullah, apakah ini termasuk rumah mereka (Ali dan Fathimah) ? Berkata Rasul SAW, ‘Ya. (Ruh al-Ma’ani : 18/174 dan Al-Dur al-Mansur  :5/50 ).

Nah itulah beberapa hadis yang sekiranya dapat membantu terhadap pengetahuan akan kedudukan Ahlul Bait atau Zurriyat Rasul atau Anak Cucu Rasulallah SAW. Disamping hadits tersebut dirujuk dalam kitab hadits, namun ada juga yang dirujuk dari kitab para Ulama terdahulu.  Disamping itu di bawah ini juga ada beberapa ungkapan, atau pesan dari sahabat dan para Ahlul Bait rasul.

Beberapa hal yang mendasari kenapa Hadits2 tersebut lebih banyak yang meriwayatkan adalah dari kalangan Ahlul bait, semua itu adalah bentuk rendah hati Rasullallah SAW agar kelak cucu beliau tidak menyombongkan diri.

Dibawah ini kami sertakan beberapa fatwa atau ungkapan dari para sahabat serta anak cucu rasul sendiri.

1.      Imam Ali bin Abi Thalib berkata :

أحسن الحسنات حبنا , وأسوأ السيئات بغضنا

Sebaik-baiknya kebaikan adalah cinta kepada kami (ahlu bait), dan seburuk-buruknya kejahatan adalah benci kepada kami (ahlu bait). Guror al-Hikam (1/211)

2.      Imam Ali bin Abi Thalib berkata :

أسعد الناس من عرف فضلنا و تقرّب الى الله بنا وأخلص حبنا

Manusia yang paling bahagia adalah yang mengenal keutamaan kami ahlu bait, mendekatkan diri kepada Allah dengan sebab kami dan yang ikhlas dalam mencintai kami. (Guror al-Hikam :1/211)

3.      Imam Ali bin Abi Thalib berkata :

والله إنّ مثلنا في هذه الامة كمثل سفينة نوح , وانّ مثلنا في هذه الامة كمثل باب حطّة

في بني إسرئيل

Demi Allah, sesungguhnya perumpamaan kami (ahlu bait) di tengah-tengah ummat sepeti perahu Nabi Nuh as, dan sesungguhnya perumpamaan kami (ahlu bait) di tengah-tengah ummat seperti pintu pengampunan dosa Bani Israil.( Kanz al-Ummal  : 2/434)

4.      Imam Ali bin Abi Thalib berkata :

Sungguh keluarga Muhammad saw adalah ibarat bintang di langit” (Nahj al-Balaghoh, khutbah no. 100)

5.      Ali bin Abi Thalib as berkata :

نحن بيت النبوّه , و معدن الحكمه , أمان لأهل الأرض , ونجاة لمن طلب

‘Kami (ahlu bait) adalah ahli rumah kenabian, tambang hikmah, pengaman bagi penduduk bumi dan keselamatan bagi yang menginginkannya’ (Natsr al-Duror : 1/310)

6.      Berkata Husein bin Ali bin Abi Thalib as :

7.      إنّا أهل بيت النبوّه

Sesungguhnya Kami adalah ahlu bait kenabian’. (Al-Khowarizmi : 1/184)

 

8.      Imam Ja’far al-Shaddiq berkata :

إنّ فوق كل عبادة عبادة , وحبنا أهل البيت أفضل عبادة

Sesungghnya di atas setiap ibadah ada ibadah yang lebih utama, dan mencintai kami ahlu bait adalah paling utama ibadah’. (Al-Mahasin : 1/247)

9.      Berkata Imam Ja’far al-Shaddiq :

من احبنا أهل البيت , وحقق حبنا في قلبه , جرت ينابيع الحكمة على لسانه

Siapa yang mencintai kami ahlu bait dan menguatkan kecintaannya terhadap kami di dalam hatinya, maka akan keluarlah kata-kata hikmah dari lisannya.( Al-Mahasin : 1/134)

10.  Imam Muhammad al-Baqir berkata :

حبنا إيمان , وبغضنا كفر

‘Mencintai kami (ahlu bait) adalah tanda keimanan, dan membenci kami adalah tanda kekufuran’. (Al-Mahasin : 1/247)

11.  Imam Muhammad al-Baqir berkata :

إنّما حبنا أهل البيت شىء يكتبه الله في قلب العبد , فمن كتبه الله قلبه لم يستطع أحد

أن يمحوه , أما سمعت الله يقول : ( أولئك كتب في قلوبهم الايمان وأيّدهم بروح منه )

فحبنا أهل البيت من أصل الإيمان .

Sesungguhnya kecintaan kepada kami ahlu bait adalah sesuatu yang telah Allah ditetapkan dalam hati seorang hamba, maka siapa yang telah Allah tetapkan dalam hatinya tidak ada satupun yang dapat menahannya. Allah swt berfirman : ‘Mereka itulah orang-orang yang Allah telah menanamkan keimanan dalam hati mereka dan menguatkan mereka dengan pertolongan yang datang dari pada-Nya’.( Al-Mujadalah : 22) Maka mencintai kami ahlu bait merupakan dasar keimanan’. (Sawahid al-Tanzil : 2/330)
 
Untuk lebih jelasnya lagi, saya persilahkan anda untuk membaca sendiri kitabnya al- Imam as- Suyuthi yang berjudul Ihya' al-Mayt fi Fadlo'il Ahli al-Bait, yg memuat 60 Hadits tentang keutamaan Ahlu Bait. 
Dan Semoga Allah SWT memberikan kita kemudahan. Aamiin. Dan InsaAllah kami akan membahas beberapa hal yang berkaitan dengan Ahlul Bait pada postingan yang akan datang.