Stonehenge berasal dari kata Stone dan Henge.
Stone berarti batu, sedangkan Henge berarti lingkaran. Arkeolog mendefinisikan
henge sebagai tembok tanah yang berbentuk melingkar dan terdapat parit di
dalamnya. Penanggalan yang didapat dari fitur Stonehenge adalah sekitar
3.100 SM. Situs Stonehenge dan lingkungan di sekitarnya ditambahkan ke
dalam daftar Situs Warisan
Dunia UNESCO pada tahun 1986 bersamaan dengan Avebury Henge.
Stonehenge merupakan suatu bangunan yang dibangun
pada zaman Perunggu dan Neolitikum. Stonehenge terletak
berdekatan dengan Amesbury di Wiltshire, Inggris, 13 kilometer barat laut Salisbury. Stonehenge merupakan
lingkaran batu tegak yang berada di dalam lingkup tembok tanah.
Pada
awal abad ke-20 M, kebanyakan dari
batu-batu Stonehenge itu tidak lagi berdiri tegak. Hal ini akibat dari
bencana alamatau kegiatan para turis yang mengunjunginya, baik turis lokal atau
mancanegara sekitar akhir abad ke-19 M. Untuk menjaga warisan budaya dan
sejarah Stonehenge ini pemerintah inggris telah melakukan renovasi yang
bertahap agar letak batu yang terjatuh atau miring dapat diperbaiki dengan
hati-hati.
Usaha
serius pertama untuk memahami monumen ini dilakukan sekitar tahun 1740 oleh William Stukeley. Stukeley menyatakan
bahwa lokasi ini dibangun oleh kaum Druid.
Hasil penanggalan
Radioaktif pada tahun 2008 dari bangunan
Stonehenge menunjukkan bahwa batu pertama didirikan antara 2400 hingga
2200 SM. Pendapat lain yang dikemukakan ahli sejaran berkebangsaan Inggris
menyatakan bahwa batu pertama atau batu biru diletakkan sekitar tahun 3.000 SM.
Gundukan tanah dan parit berbentuk melingkar yang ada di sekitarnya, merupakan
penanda mengenai tahapan awal pembangunan monumen Stonehenge.
Kompleks
Stonehenge dibangun dalam beberapa fase pembangunan selama setidaknya
1.500 tahun dan sepanjang kurun waktu itu aktivitas terus berjalan. Hal ini
diketahui setelah adanya bukti yang menunjukkan penanggalan aktivitas Stonehenge.
Stonehenge 1
Fase pertama terjadi sekitar 3.100 SM. Pada fase ini monumen pertama
terdiri dari gundukan tanah melingkar dan parit dengan diameter dalam berukuran
320 kaki atau 115 meter. Dan di bagian timur laut terdapat pintu masuk. Di bagian
luar terdapat 59 lubang yang teridentifikasi oleh seorang Arkeolog bernama John
Aubrey. Lubang itu kemudian disebut sebagai lubang Aubrey.
Pada tahun 2013, sekelompok Arkeolog,
mengekskavasi lebih dari 50.000 tulang yang dikremasi dari 63 individu yang
dikubur di lubang Aubrey, Stonehenge. Pada fase ini, sebuah batu tunggal Monolit besar yang tidak dihaluskan dikenal sebagai 'Batu Tumit' (Heel Stone)
diletakkan di luar pintu masuk.
Stonehenge II
Pada fase ini pembentukan struktur kayu
pada lubang Aubrey teridentifikasi sebagai tempat pemakaman bagi abu hasil
pembakaran. Namun ada juga anggapan bahwa lubang itu merupakan tempat tiang
kayu yang sekarang tidak ditemukan karena melapuk. Namun karena adanya bekas
tulang dari mayat yang di kremasi maka anggapan kedua dibantah. Fase ini
terjadi sekitar tahun 300 SM.
Stonehenge IIIa
Pintu
masuk Stonehenge di sebelah timur laut dilebarkan pada masa ini dan
menjadikannya selaras dengan arah matahari yang naik pada pertengahan musim
panas dan matahari terbenam pada
pertengahan musim dingin saat itu. Dan jiga
ditemukan Heelstone atau batu tumit merupakan batu pasir dari masa tersier yang
didirikan di luar pintu masuk timur-laut pada masa ini.
Stonehenge IIIb
Pada
fase berikutnya 30 batu Sarsen yang besar didatangkan dari tambang berjarak 40
kilometer di utara monumen. Batu-batu tersebut dipahat untuk membuat sambungan
pasak dan ruas sebelum didirikan dan membentuk lingkaran tiang batu berukuran
diameter 33meter dengan 30 atap batu (lintel) di atasnya. Setiap bongkah
batu tersebut memiliki berat sekitar 25 ton.
Pada salah satu batu Sarsen terdapat
ukiran pisau belati dan kepala kapak. Pada masa ini, dibangun jalan sepanjang
500 meter dibangun, menuju ke arah timur laut dari
pintu masuk dan mengandung dua pasang tambak sejajar. Batu Pengorbanan (Slaughter
Stone) berukuran panjang 4,9 meter. Fase yang menggunakan teknologi tinggi
ini dipercaya merupakan hasil kerja pada Zaman Perunggu
awal, sekitar 2000 SM.
Stonehenge IIIc
Setelah Stonehenge berdiri
Fungsi
dan Konstruksi Stonehenge
Dari
hasil kerja para ahli sejarah dan arkeologi menunjukkan bahwa henge dan batunya disusun dalam bentuk
tertentu untuk kepentingan astronomi.
Banyak arkeolog lain percaya bahwa Stonehenge merupakan percobaan
pengabadian bangunan yang terbuat dari kayu ke dalam bentuk batu. Hal ini
karena banyaknya bangunan yang terbuat dari kayu di Dataran Salisbury seperti Tembok Durrington.
Beberapa
peneliti lain berpendapat bahwa Stonehenge merupakan observatorium kuno. Apa
pun religinya, Stonehenge didesain untuk memprediksi gerhana, titik
balik matahari, waktu untuk matahari melewati khatulistiwa dan kejadian penting
lainnya yang berkaitan dengan penanggalan dan matahari dan religi kontemporer.
Pada
tahun 2012, sebuah teori memperkirakan bahwa monumen ini memang ditujukan untuk
menyatukan orang-orang yang berbeda di Kepulauan Inggris. Teori ini memperkirakan
bahwa monumen ini didirikan dengan menggunakan tenaga manusia yang sangat
banyak dan perkakas yang sangat sederhana.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar