Senin, 03 Maret 2014

Keajaiban Dunia: Tipaza atau Tipasa di Aljazair Utara, Afrika

Keajaiban Dunia: Tipaza atau Tipasa di Aljazair Utara, Afrika


Terletak di pantai Mediterania, Tipasa adalah situs sejarah kuno yang telah ditaklukkan oleh Roma. Dan reruntuhan ini merupakan bekas basis prajurit roma ketika akan menaklukkan Kerajaan Mauritania. Tipasa sendiri merupakan bentuk peninggalan reruntuhan yang unik, karena struktur dan artefaknya menunjukkan bahwa ini merupakan peninggalan kerajaan Fenisia, Romawi, dan Bizaitun. Disamping monumen ini juga terdapat reruntuhan Palaeochristian, yaitu bangunan makam Raja-raja Mauritania


























Tipasa terletak 70 km sebelah barat dari Algiers. Dalam kompleks-nya Tipasa sendiri berada di tiga tempat, dua diantaranya di Taman Arkeologi Royal Mausoleum Mauritania. Dan satu situs lainnya berada di bagian barat Sahel dataran tinggi Algiers, 11 km dari selatan Kota Tipaza, Aljazair. Tipasa terletak pada koordinat 36 ° 33'58 "N 2 ° 28'50" E

Situs Arkeologi dari Tipasa merupakan satu kompleks arkeologi yang paling luar biasa dari Maghreb Aljazair, dan mungkin salah satu yang paling signifikan untuk mempelajari kontak antara peradaban timur dan barat. Serta perbauran adat yang terbaik dalam sejarah manusia.


Para ahli arkeologi telah melihat umur dari reruntuhan ini yang berkisar anatara 7 sampai abad ke-2 SM. Dan pada akhir abad ke-2 Tipasa merupakan pusat peradaban Maritim yang sangat pesat yang diduki oleh kerajaan  Mauritania. Dari reruntuhan ini terlihat percampuran budaya yang ada, karena kota ini merupakan incaran dari kerajaan besar di dunia pada masa itu.


Lintas Sejarah

Pada awal berdirinya Kerajaan Mauritania, penduduk merupakan bangsa yang menganut ajaran abraham (Nabi Ibrahim). Karena pesatnya perdagangan didaerah ini dan menjadikan kota tipasa menjadi kota maritim sehingga kerajaan ini menjadi incaran kerajaan besar seperti roma. Dan pada awalnya di bangun monumen ini adalah sebagai posko penjagaan terhadap Kerajaan Firaun di Mesir.

Kuatnya kerajaan Firaun memgulingkan kerajaan Mauritania dan membentuk pusat perdagangan dan pertahanan maritimnya di Tipasa. Dari sini bercampurlah budaya lokal Tipasa dengan orang-orang Mesir kuno. Dengan begitu budaya dan struktur bagunan direnovasi sebagaimana bagunan dimesir, dengan membuat ruang bawah tanah sebagai penyimpanan mayat para pejabat pemerintah dan tokoh masyarakat Tipasa.


Setelah musnahnya kerajaan, yang menurut orang Islam, Firaun dan bala tentaranya ditenggelamkan di laut. Maka dengan sendirinya keturunan raja dari Kerajaan Mauritania membentuk kembali kerajaannya. Namun tidak sampai disitu saja, kerajaan roma menyerangnya pada awal Abad ke-3 Masehi di bawah panglima St. Salas Fendric, dari Roma. Sehingga Kerajaan Maritania selanjutnya jatuh ke tangan orang Kristiani dari kerajaan Romawi. Pada abad ke-4 sekitar tahun 484 M Raja Romawi mengirimkan tentara dan Uskup ke Tipasa namun tidak menemukan apapun disana melainkan reruntuhan dari Monumen Tipasa itu sendiri, sehingga dibawah arahan kepala agama kristiani didirikanlah gereja di kompleks tipasa tersebut.

Pada sejkitar abad ke-6, orang islam menyeran Tipasa dan mendudukinya serta mengganti kekuasaan romawi disana dibawah kekhalifahan Umar bin Khattab. Dan berkembanglah islam disana dan terjadilah peruntuhan sebagian bagunan untuk dijadikan masjid oleh orang islam. Namun ini tidak berlangsung lama. Karena pada kekhalifahan awal Muawiyah dari Bani Umayyah daerah ini mampu membebaskan diri. Namun pengaruh islam disana tidak habis begitu saja karena banyak dari masyarakat lokal yang telah masuk islam termansuk raja terakhir dari kerajaan Tipasa dan menjadi Gubernur diwilayah itu pada masa khalifah Yazid di Syam. Dan nama Tipasa berganti menjadi Tafassed, dalam bahasa arab.

Disekitar monumen Tipasa sekarang merupakan Kota dan rumah bagi kelompok terbesar Berber yang menggunakan bahasa Aljazair Barat, mereka merupakan orang-orang Chenoua

Nama sama tapi berbeda

Kota lain yang disebut Tipasa, dalam bahasa Latin Timesis, terletak di Provinsi Constantine, 88 km (55 mil) sebelah selatan dari Annaba, dengan ketinggian 957 m di atas permukaan laut, sekarang disebut Tifesh.

Beberapa dari monumen di Tipasa yang menandakan kebudayaan Romawi adalah lantai yang dihiasi dengan mosaik pavings berkualitas tinggi, yang menggambarkan adegan-adegan dari kehidupan sehari-hari, atau pola geometris . The Vandal invasi dari 430 itu tidak menandai akhir definitif kemakmuran Tipasa, tetapi kota direbut kembali oleh Bizantium di 531 M, secara bertahap jatuh pada abad ke-6 .


Kota dan atribut arsitektur , dekorasi dan konstruksi bahan , semua mempertahankan aspek aslinya yang mengekspresikan nilai-nilai , sebagaimana didefinisikan pada saat prasasti properti. Serta batas untuk tiga situs ini mencakup ansambel dari sisa-sisa yang menjadi saksi perencanaan kota yang luar biasa, nilai arsitektur, sejarah dan arkeologi properti. Properti ini rentan karena dampak dari pembangunan perkotaan, pariwisata yang tidak diatur dan pertumbuhan penduduk.

Kerangka hukum dan pengelolaan situs  ini mencakup Hukum 90-30 ( hukum regional ), 98-04 (tentang perlindungan warisan budaya ), Pengamanan permanen dan Rencana Penyajian situs (PPSMV ), Rencana Pekerjaan Tanah disetujui oleh komunal perakitan Tipasa ( POS ) dan Rencana Perlindungan dan Penyajian situs arkeologi dan zona penyangga situs ( PPMVSA ), dalam persiapan dikodifikasikan oleh eksekutif Keputusan tertinggi. Sebuah pembentukan baru, Kantor Manajemen dan Eksploitasi Properti Budaya, berkoordinasi dengan Direktorat Kebudayaan Wilaya ( provinsi ) kini mengelola situs arkeologi Tipasa

Tipasa masuk sebagai Situs Warisan Dunia UNESCO pada tahun 1982. Yang dikukuhkan oleh UNESCO kawasan Jazirah Arab, kantor pusat Arab Saudi.

Tidak ada komentar: