Jumat, 07 Februari 2014

Filsafat Yunani Kuno

Makalah Filsafat Yunani Kuno

Filsafat Yunani Kuno

1. Latar Belakang

Sejarah filsafat pada masa kuno di mulai dengan munculnya berbagai pemikiran yang mendalam tentang realitas atau alam yang ada ini.Kesadaran ini memang awalnya merupakan renungan semata dari oarang-orang yang dianggap bijak.Tetapi yang menarik bahwa renungan tersebut pada akhirnya terumus dalam proposisi-proposisi yang sistematis dan logis.Dari sinilah sejarah filsafat mulai muncul.Dalam catatan sejarah yang ada terutama sejarah di barat,awal sejarah perkembangan filsafat dimulai dari milik milete,di Asia kecil,sekitar tahun 600 SM.Pada waktu itu milete merupakan kota yang penting yang mempertemukan jalu perdagangan antara Mesir,Itali,Yunani dan Asia.Kerena merupakan kota Transit dari berbagai negara yang terlibat dalam perdagangan,maka tidak menutup kemungkinan terjadi pertemuan berbagai latar belakang kebudayaan dan pemikiran.Oleh karena tidak berlebihan jika kemudian kota milete juga dikenal sebagai pusat Intelektualitas.

2. Rumusan Masalah

            1) Bagaimana pemikiran filsafat Yunani masa kuno?

            2) Bagaimana perkembangan filsafat pada zaman Yunani kuno?

3. Pemikiran Filfasat Masa Yunani Kuno

           Pemikiran Filsafat Yunani periode awal acapakali disebut sebagai flsafat alam.Penyebutan tersebut didasarkan pada munculnya banyak ahli pikir alam yang arah dan perhatian pemikirannya lebih cenderung apa yang diamati di sekitarnya,yakni alam semesta.[1]

            Pada masa itu ada keterangan-keterangan tentang terjadinya alam semesta serta dengan penghuninya,akantetapi ketrerangan-keterangan ini berdasarkan kepercayaaan.Ahli-ahli pikir tidak puas akan keterangan-keterangan itu lalu mencoba mencari keterangan melalui budinya.Mereka menanyakan dan mencari jawabnya:apakah sebetulnya alam ini.Apakah intisari nya?.Mungkin yang beraneka warna dalam alam ini dapat di pulangkan kepada yang satu atau yang tidak banyak itu.Mereka mencari inti alam,denag istilah mereka:mereka mencari arche alam.(Arche dalam bahasa Yunani berarti:mula,asal).[2]      

            Tokoh-tokoh Filsuf pada masa Yunani kuno,antara lain:
Thales (624-546 SM)

Orang Miletus itu digelari “Bapak Filsafat” karena dia adalah orang yang mula-mula berfilsafat.Gelar itu diberikan karena ia mengajukan pertanyaan yang amat mendasar,yang jarang diperhatikan orang,juga orang zaman sekarang:”What is the nature of the world stuff ?”(Mayer,1950:18) Apa sebenarnya bahn alam semesta ini?. Terlepas dari apapun jawabannya,pertanyaan ini saja telah dapat mengangkat namanya menjadi filosof pertama.Ia sendiri mefnjawab air.Jawaban ini sebenarnya amat sederhana dan belum tuntas karena memunculkan pertanyaan baru yaitu dari apa air itu?,Thales mengambil air sebagi asal alam semesta barang kali karena ia melihatnya sebagai sesuatu yang sangat diperlukan dalam kehidupan,dan menurut pendapatnya buymi ini terapung diatas air (Mayer,1950:18).

Dari pernyataan Thales tersebut maka dapat diketahui bahwa sesuatu yang sederhana pun dapat menimbulkan pertanyaan-pertanyaan yang sangat kompleks.
Anaximander (610-546 SM)

Theophrastus menggambarkannya sebagai penerus dan murid Thales. Seperti Thales, Anaximender tampaknya juga campuran antara ahli astrologi, geologi, matematika, fisika dan filosof. Menurut Agathemerus, orang pertama yang berani menggambar dunia yang tak berpenghuni diatas tablet. Salah satu fragmen buku yang dikatakan telah (mengenai alam).[3]

Anaximander berpendapat bahwa benda pembentuk dunia yang asli adalah apeiron, suatu substansi yang tidak memiliki batas atau definisi. Ia menjelaskan apeiron sebagai sesuatu yang mengelilingi segala sesuatu secara tak terbatas dan juga sebagai sesuatu makhluk dari mana semua langit dan dunia didalamnya maujud:bumi, udara, api, dan air bagaimanapun juga digerakkan oleh substansi yang tak terbatas.

Anaximander percaya bahwa bumi bentuknya bulat silinder, kedalamannya sepertiga dari lebarnya sehingga bumi seperti drum. Menurut Anaximender bumi tidak ditopang oleh apa-apa, tetapi tetap berada pada jarak yang sama dari smua benda. Ia juga berpendapat bahwa makhluk pertama yang hidup dilahirkan dalam kelembaban yang melekat pada kulit kayu yang berduri dan kemudian mengalami perkembangan kehidupan organik.[4]
Anaximenes (585-528 SM)

Adalah yang ketiga dari trio filosof yang dikenal dengan milesian. Ia diperkirakan berkibar sekitar 540 SM dan dia adalah murid dari Anaximander.
Seperti Anaximander, Anaximanes berpendapat bahwa prinsip pertama dari segala benda adalah tak terbatas. Ia menyatakan bahwa prinsip pertama tersebut adalah udara karena udaralah yang meliputi seluruh alam dan menjadika dasar hidup bagi manusia yang sangat diperlukan oleh nafasnya.[5]

Anaximenes mengajarkan bahwa bumi datar dan melayang diudara, bahwa bintang-bintang ditanam seperti paku dalam kristal dan  benda-benda langit bergerak mengitari bumi seakan-akan seperti topi yang mengitari kepala kita. Ia juga menjelaskan bahwa terjadinya gempa bumi merujuk pada pilihan pertukaran bumi antara keadaan kering dan basah. Aetius menyatakan bahwa ia telah mengatakan matahari adalah datar seperti daun dan smua benda langit seperti api tetapi mempunyai benda-benda bumi diantara benda-benda tersebut.[6]
Pythagoras (571-496 SM)

Ia adalah ahli matematika dan mistik, lahir di Samos, sebuah pulau dekat  pantai Ionia, tetapi menghabiskan  sebagian besar hidupnya di Croton (sebelah selatan Italia).[7] Aristoteles mengatakan bahwa pythagoras percaya bahwa angka bukan unsur seperti udara dan air merupakan prinsip semua benda : modifikasi angka sedemikian rupa menjadi keadilan , yang lain menjadi jiwa dan nalar, yang lain lagi menjadi kesempatan dan sama  halnya hampir semua benda yang lain secara angka bisa dijelaskan.

Angka, bagi pythagoras adalah materi dan makna cosmos. Ia berpendapat bahwa genap dan ganjil secara bersama-sama menghasilkan kesatuan dan kesatuan itu menghasilkan angka yang merupakan sumber semua benda.[8]
Heraclitus (544-484 SM )

Menurut Diogenes Laertius mengatakan bahwa Heraclitus sangat sombong dan angkuh hingga akhirnya menjadi manusia pembenci yang hidup di pegunungan dan memakan rerumputan serta tanam-tanaman.[9]

Heraclitus menyatakan bahwa “You can not step twice into the same river; for the fresh waters are ever flowing upon you” (Engkau tidak dapat terjun ke sungai yang samadua kali karena air sungai itu mengalir).(Warner, 1961:26)

Menurut Heraclitus, alam semesta ini selalu dalam keadaan berubah, sesuatu yang dingin berubah menjadi panas, begitupun sebaliknya. Itu berarti bila kita hendak memahami kehidupan kosmos, kita mesti menyadari bahwa kosmos itu selalu bergerak dan gerakan itu menghasilkan perlawanan perlawanan-perlawanan. Pernyataan itu mengandung pengertian bahwa kebenaran selalu berubah.[10]
Parmanides (501-492 SM)

Adalah salah seorang tokoh relativisme yang penting, yang lahir pada akhir abad 16 SM. Ia adalah warga negara Elea sebelah selatan Italia. Ia dikatakan sebagai logi kawan pertama dalam segala segala filsafat, bahkan disebut filosof pertama dalam pengertian modern. Sistemnya secara keseluruhan didasarkan pada deduksi logis, tidak seperti Heraclitus, misalnya, menggunakan metode intuisi.

Dalam the way of truth Parmanides bertanya : Apa standar kebenaran dan apa ukuran realitas? Bagaimana hal itu dapat dipahami? Ia menjawab : ukurannya ialah logika yang konsisten.[11]

Parmanides mengakui adanya pengetahuan yang tidak tetap dan berubah-ubah serta pengetahuan mengenai yang tetap yaitu  pengetahuan indra dan budi. Menurut Permanides pengetahuan budi itu sangat utama karena ia beranggapan bahwa pengetahuan indra dianggapnya keliru belaka, tidak mampu mencapai kebenaran.[12]
 Zeno

Menurut Plato ia lahir pada tahun 490 SM. Zeno dikenal karena paradoknya, ia adalah murid dan pengikut Parmanides, Eleatik yang paling terkemuka, yang berpendapat bahwa relitas adalah satu, tidak berubah dan tidak bergerak, dan realitas dipahami dengan benar oleh nalar bukan indra.[13]

Zeno dari Elea berusaha menunjukkan bahwa gerak hanya khayal belaka. Penalarannya yang paling terkenal dalam hal ini menyatakan bahwa Achilles tak akan pernah dapat mengejar kura-kura. Ini disebabkan kura-kura tadi akan selalu berada di depan Achilles pada saat ia mencapai titik tempat kura-kura itu semula. Mellisus memperbaiki pendirian Permanides dengan mengatakan bahwa ada, tidak hanya tak terhingga dalam waktu, melainkan dalam ruang. Dengan demikian pendapatnya ini menyimpang dari tradisi Yunani yang memandang ruang bersifat berhingga.[14]

4. Perkembangan filsafat pada zaman Yunani kuno

          Dilihat dari pendekatan historis,ilmu filsafat dipahami melalui sejarah perkembangan pemikiran filsafat.Menurut catata sejarah,filsafat barat bermula di Yunani.Bangsa Yunani mulai mempergunakan akal ketika mempertanyakan mitos yang berkembang di masyarakat sekitar abad VI SM.

            Perkembangan pemikiran ini menandai bahwa suatu usaha pemikiran manusia untuk mempergunakan akal dalam memahami segala sesuatu.Pemikiran Yunani sebagai embrio filsafat barat berkembang menjadi titik tolak pemikiran barat abad pertengahan,modern dan masa berikutnnya.[15]

            Pemahaman filsafat tidak dapat dilepaskan dari perjalanan panjang sejarah pemikiran manusia itu sendiri.Sebagiman pemikiran manusia pada awalnya masih diliputi dengan corak berpikir mitilogis.Corak pemikiran ini diwarnai dengan pertimbangan-pertimbangan magis dan animistik terkait dengan corak kehidupannya sehari-hari.Dalam perkembangan selanjutnya manusia mulai berpikir yang lebih rasional dengan disertai argumentasi-argumentasi logis.Dari sinilah fase awal dari berpikir secar filsafati,manusia mulai merumuskan pernyataan-pernyataan logis dan sistematis terkait dengan persoalan-persoalan yang tengah di hadapinya. Filsafat Yunani muncul dari pengaruh mitologi,mistisisme,matematika dan persepsi yang kental sehingga segalanya nyaris tidak jelas dan seakan mengacaukan pandangan dunia.Kebudayaan mereka kaya dan kreatif namun dikelilingi oleh orang-orang yang sportif dan kompetitif.Dari perkembangan pemikiran inilah muncul beberapa pemikiran filosofis pada masa Yunani kuno antara lain parmanides,Xenophanes,Thales,Aristoteles,Herklitus dan Pythagoras.[16]

            Secar umum karakteristik filsafat Yunani kuno adalah rasionalisme,yaitu suatu pemahamn tentang sebuah pengetahuan yang lebih mengutamakn akal(logika).Rasionalisme Yunani itu mencapai puncaknya pada orang-orang sofis.

 

DAFTAR PUSTAKA

 

Collinson, Diane. Lima Puluh Filosof Dunia yang Menggerakkan, Jakarta : PT Rajagravindo Persada, 2001,

Delfgaauw, Bernard. Sejarah Ringkas Filsafat Barat, Yogyakarta : PT Tiara Wacana Yogya,1992,

Poedjawijatna, Prof. I.R. Pembimbing Ke Arah Alam Filsafat, Jakarta : Rineka Cipta, 1997,

Tafsir, Ahmad, Prof. DR. Filsafat Umum Akal dan Hati Sejak Thales Sampai Capra, Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2009,

Tim Penyusun MKD IAIN Sunan Ampel Surabaya. Pengantar Filsafat, Surabaya : IAIN SA Press, 2011



http://just-eii.blogspot.com/2012/01/filsafat-yunani-kuno.html

Tidak ada komentar: