Datangnya Syi’ah di Indonesia versi
Syi’ah
Bissmillahirrohmanirrohim...
pengantar
Pembahasan
mengenai syiah sebenarnya berbarengan dengan pembahasan islam pada umumnya.
Syiah secara bahasa syi’ah berasal dari bahasa Arab yang artinya adalah
Golongan, pengikut, pendukung, pecinta, dan atau firqah. Setelah wafatnya Ali
RA, yang merupakan menantu dari Rasullallah SAW, maka gejolak peran politik
dimulai dalam khazanah islam pada umumnya dan syi’ah (pecinta Ahlul Bait) pada
khususnya. Pengangkatan Abu Bakar as Siddiq sebagai khalifah yang menggantikan
Nabi Muhammad SAW sebagai kepala agama dan kepala Pemerintahan.
Pengikut Ali
RA mengklaim bahwa yang paling berhak
menjadi khalifah adalah Ali RA. Hal ini didasari oleh beberapa pandangan. (1)
Ali RA adalah menantu Rasullallah SAW, (2) Ali RA termansuk orang yang
pertama-tama mengakui Muhammad SAW sebagai utusan Allah SWT, (3) Ali Ra adalah
Ahlul Bait Nabi Muhammad SAW, dan semua kemuliaan beliau (Ali Ra) didasarkan
atas hadits-hadits keutamaan Ahlul Bait dari Nabi SAW. Hadits-hadits yang
membahas itu semua lebih sering disebut Hadis Tsaqalain. Beberapa hadits
tersebut dapat pembaca lihat pada postingan sebelumnya.
Masuknya syi’ah di
indonesia
Mayoritas
umat islam sunni menganggap syi’ah sebagai pendatang baru di nusantara. Namun
menurut teori penyebaran islam, syiah meyakini bahwa yang mula-mula masuk ke
indonesia adalah islam syiah. Dasar pemikiran ini adalah teori gujrat. Dimana
menurut teori ini islam masuk dari para pedagang gujrat yang merupakan syiah
persia (menganut budaya persia). Itu artinya bahwa yang pertama masuk di
indonesia adalah islam versi syiah (persia-gujrat).
Sedangkan
hal yang sama disampaikan oleh Aboebakar Dajeh dalam bukunya yang berjudul
Aliran syi’ah di Nusantara. Dimana dia mengemukakan “aliran Syi’ah-lah yang
mula-mula masuk ke indonesia, melalui orang hindu yang telah masuk islam, dan
yang terserak di pulau2 indonesia, ada yang termansuk madzhab Ahlul Bait dan
ada kelompok yang menyeleweng dari itu...” .
Dan
menurut kami hal ini merupakan pandangan yang lebih menggelobal, karena
mengedepankan Madzhab Ahlul Bait, yang mana hal ini diakui oleh beberapa tokoh
Syi’ah yang menyatakan bahwa ada tiga aliran besar yang masuk ke pulau sumatra
dan jawa dimana yang pertama adalah orang Syi’ah dari Persia, kedua orang2
hadramout yang merupakan Dzurriyat Rasul yang sebenarnya adalah Islam Sunny
bermadzabkan Syafi’i. Dan yang datang belakangan adalah dari golongan Wahabi.
Lebih
lanjut menurut Aboebakar Dajeh bahwa bukan salaf yang datang pertama di
indonesia namun orang-orang Syi’ah-lah yang datang, dan mungkin juga Salaf
Syi’ah, lebih lanjut menurutnya adalah karena di kejar2 di semenanjung arab
oleh bani Abbas di timur dan Bani Ummayyah di Barat.
Pada
saat penyerangan terhadap kelompok Ali Ra ini maka banyak dari mereka yang
keluar menuju Persia, Yaman, India, Pakistan dan ke tanah melayu. Dari kelompok
yang melarikan diri ke Persia Ini kemudian berbaur dengan masyarakat India, dan
dengan adanya pembantaian dari kaum lokal mereka melarikan diri ke gujrat
kemudian masuk ke pulau sumatra. Dan sambil berdagang mereka menyebarkan agama
Islam. Dimana agama sebelumnya adalah agama hindu yang datang dari india.
Iran dan
Indonesia
Di
sebuah perkuburan di Samudra-Pasai terdapat sebuah batu nisan ber tarikh 1420 M
yang di atasnya tertulis Syair dari Sa’di seorang berkebangsaan iran. Dan
banyak pula kuburan dari ulama-ulama berkebangsaan iran di wilayah Samudra dan
pasai. Dan menurut beberapa pakar sejarah mengemukakan bahwa hubungan indonesia
dengan persia atau iran sangat kuat dimasa lalu. Dimana lalulintas perdagangan
terus berjalan dengan baik bahkan seringnya para pedagang pulang dan pergi
untuk memperdagangkan barang mereka di nusantara.
Dalam
hal lain dipercaya bahwa nama-nama raja di indonesia memiliki gelar yang sama
dengan raja di iran. Bahkan dalam hal kepercayaan dan budaya di indonesia
banyak menagdopsi budaya iran. Salah satu contohnya adalah tidak melakukan
perkawinan di bulan syuro. Selain budaya juga ada sufisme yang berkembang di
indonesia merupakan pengaruh langsung dari iran, karena banyak faham sufisme di
indonesia menganut paham dan ajaran dari al-Ghazali, Jallaluddin ar rumi, al
hallaj dan lainnya.
Kemana ulama Syi’ah?
Banyak
ulama syiah yang telah menuangkan buah pikirnya ke dalam kitab-kitab, dan
mereka meyakini bahwa ulama-ulama di bawah kekuasaan bani umayyah dan abbasiyah
telah mengurangi hadits yang berkaitan dengan keistimewaan Ahlul Bait. Namun
setelah para ulama syiah pergi ke timur jauh dan memperkuat jumlah dan pengikutnya
maka mereka mulai memberontak terutama di wilayah iran yang merupakan basis
mereka.
Dan
diyakini bahwa banyak ulama syiah yang berada di indonesia akibat dari serangan
pemerintah bani ummayyah. Hal ini diperkuat dengan banyaknya karangan ulama
syiah di indonesia yang diterbitkan di iran.
Sistim pengajaran islam di
indonesia
Syiah
mengklaim bahwa pengajaran islam di indonesia pada masa-masa awal mengikuti
para ulama Sunny namun dalam penerapan hukum dan penyelesaian masalah
menggunakan cara syiah. Karena dinilai mampu untuk mengatasi masalah orang
lokal yang beragama hindu. Dimana orang islam syiah yang berdakwah adalah orang
hindu yang sudah islam. Hal ini juga diperkuat dengan paham kalangan sufi
nusantara yang menaganut Mashaf Hululiyah.
Kemudian
islam lokal di Indonesia banyak yang haji ke mekkah dan madinah dimana
bersamaan dengan itu mereka mendapatkan pengajaran yang lebih komplit terhadap
ajaran syiah pada ulama-ulama. Disamping itu banyak pula masyarakat indonesia
yang pergi untuk mencari ilmu di iran dan pulang dengan memahami ajaran syiah.
Dan oleh cendikiawan muda inilah islam di indonesia lebih maju dan pesat.
Syiah di Mesir dan
pendudukan mesir oleh orang Sunny Syafi’i
Pada
mulanya di mesir dengan adanya ahlul bait dan pemerintahan oleh bani
Fattimiyah/ fatmiyah, kemudian beralih kekuasaan ke tangan mujahidin Sunny
pengant madzhab syafi’i yang di pimpin oleh Salahudin al ayubi,,, atau yang
dikenal oleh saladin. Dimana pada masanya ini banyak ulama Sunny syafii yang
berdatangan ke india, persia, pakistan, sri langka dan indonesia. Dari sinilah
berkembangnya ajaran madzhab syafi’i di mulai dan berkembang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar