Rabu, 05 Maret 2014

Istana Alhambra, Spanyol

Istana Alhambra, Granada, Spanyol : Bukti Sejarah Kejayaan Islam


Alhambra merupakan istana yang dibagun oleh Bani Ummayyah di bawah khalifah Muhammad bin Ahmar di Spayol. Alhambra sendiri merupakan sebuah kompleks Istana kekhalifahan yang merupakan benteng pertahanan sekaligus istana bagi khalifah Muhammad bin Ahmar. Alhambra dikukuhkan sebagai slah satu dari Situs Warisan Dunia UNESCO pada tahun 1984 dibawah UNESCO kawasan Eropa dan Amerika Utara.


Muhammad bin Ahmar merupakan dinasti terakhir dari kejayaan islam di Granada, Spanyol bagian Selatan yang dulu dikenal sebagai Andalusia. Muhammad sendiri adalah seorang dari bangsa Moor di Afrika Utara, beliau adalah keturunan langsung dari sahabat Nabi SAWSaid bin Ubaidah dari suku  Khazraj di Madinah.


Bangsa Moor adalah penguasa kerajaan Islam terakhir yang berkuasa di Andalusia (Spanyol), Daulah Bani Ahmar (1232-1492 M). Kerajaan ini didirikan oleh Sultan Muhammad bin Ahmar atau Bani Nasr. Pembangunan Istana Alhambra dilakukan secara bertahap, antara tahun 1238 dan 1358 M. Istana ini dilengkapi taman juga bunga-bunga, Hausyus Sibb (Taman Singa) yang dikelilingi oleh 128 tiang yang terbuat dari marmer.

Kompleks istana Alhambra didirikan sekitar tahun 1238 M, yang semula merupakan sebuah benteng kecil sebagai pertahanan pasukan muslim di spanyol. Alhambra sendiri terletak di kawasan bukit La Sabica. Istilah Alhambra diambil dari bahasa Arab  yang berarti Istana Merah, dikarenakan hampir di seluruh bagian bangunan yang didirikan oleh Sultan Muhammad bin Ahmar, berwarna merah. Yang khas dari bangunan ini adalah pahatan ornament huruf Arab yang mewarnai di berbagai dinding dalam, bertuliskan "Laa ghaliba illalah" (tiada kejayaan selain Allah).



Istana Alhambra adalah simbol puncak kejayaan Islam di Spanyol. Islam masuk ke negeri ini dibawa oleh pasukan Islam pimpinan Thariq bin Ziyad yang dikirim raja muda Islam di Afrika, Musa bin Nusair. Pasukan Islam sendiri datang untuk memerdekakan Andalusia (Spanyol) dari kekacauan hebat atas permintaan Gubernur Ceuta, Julian. Thariq membawa sekitar 12.000 pasukan ke Gibralta pada Mei 711 M. Ia memasuki Spanyol lewat selat di antara Maroko dan Spanyol yang kemudian diberi nama sesuai dengan namanya, Jabal Thariq.


Tanggal 19 Juli 711 M pasukan Islam mengalahkan pasukan Kristen di daerah Muara Sungai Barbate, dan terus menguasai kota-kota penting –Toledo, Kordoba, Malaga, dan Granada, hingga akhirnya Spanyol berada di bawah kekuasaan Khilafah Bani Umayyah (Suriah). Sejumlah kerajaan Islam pun berdiri di Spanyol, seperti di Toledo (Raja Muda, 711-756 M), Malaga (Raja Hamudian, 1010-1057), Saragoza (Raja Tujbiyah, 1019-1039 dan Raja Huddiyah, 1039-1142), Valencia (Raja Amiriyah, 1021-1096), Badajos (Raja Aftasysyiyah, 1022-1094), Sevilla (Raja Abbadiyah, 1023-1069), dan Toledo (Raja Dzun Nuniyah, 1028-1039).




Alhambra merupakan bukti akan kejayaan Islam dimasa lalu, dimana islam mengalami masa kejayaan pada abat pertama hijriyah sampai dengan abad ke tujuh hijriah. Kekuasaan islam tersebar dari semenanjung arab ke timur hingga Persi, kebarat sampai dengan afrika utara, Turki dan Spanyol di Eropa. Jejak kebesaran islam kini hanya tinggal sebagai sebuah objek wisata berupa istana dengan tamannya yang indah. Selain Istana Alhambra yang sebagai Icon kebesaran Islam di Spanyol juga terdapat Masjid Cordoba yang kini telah dirubah menjadi Gereja Santa Maria de la Sede atau katedral “Virgin of Assumption”.


Di dalamnya terdapat berbagai ruangan yang indah, yaitu Ruangan Al-Hukmi (Baitul Hukmi), yakni ruangan pengadilan dengan luas 15 m x 15 m yang dibangun oleh Sultan Yusuf I (1334-1354); Ruangan Bani Siraj (Baitul Bani Siraj), ruangan berbentuk bujur sangkar dengan luas bangunan 6,25 m x 6,25 m yang dipenuhi dengan hiasan-hisan kaligrafi Arab. Sebagian besar atau seluruhnya dari dinding istana di hiasi dengan tulisan arab.


Ada pula Ruangan Bersiram (Hausy ar-Raihan), ruangan yang berukuran 36,6 m x 6,25 m yang terdapat pula al-birkah atau kolam pada posisi tengah yang lantainya terbuat dari marmer putih. Luas kolam ini 33,50 m x 4,40 m dengan kedalaman 1,5 m, yang di ujungnya terdapat teras serta deretan tiang dari marmer; Ruangan Dua Perempuan Bersaudra (Baitul al-Ukhtain), yaitu ruang yang khusus untuk dua orang bersaudara perempuan Sultan Al-Ahmar; Ruangan Sultan (Baitul al-Mulk); dan masih banyak ruangan-ruangan lainnya, seperti ruangan Duta, ruangan As-Safa’, ruangan Barkah, Ruangan Peristirahatan sultan dan permaisuri. Di sebelah utara ruangan ini ada sebuah masjid yakni Masjid Al-Mulk.





















Daulah Bani Ahmar bermula dari kerajaan kecil, namun dengan cepat menjadi kerajaan kuat dan megah, hingga berkuasa selama sekitar 2,5 abad. Selain keshalihan dan kecerdasan para pemimpinnya, kejayaan Daulah Bani Ahmar ditunjang oleh keadaan alam wilayah Granada yang termasuk bukit atau pegunungan yang indah, dengan ketinggian kurang lebih 150 m, dan luas kira-kira 14 ha. Dengan kondisi geografis demikian, daerah kerajaan ini sulit dimasuki musuh. Raja-raja Bani Ahmar sangat memperhatikan kesejahteraan rakyatnya. Saat itu bidang pertanian dan perdagangan sangat maju.


Taman istana Alhambra demikian menakjubkan. Di dalam taman ini banyak sekali dijumpai kolam-kolam dengan air mancur di sana sini. Bahkan sejumlah arsitek taman terkemuka dunia mengakui bahwa taman istana Versailles di Perancis dan juga taman-taman di istana Inggris terinsiprasi oleh Gaya Arsitektur Alhambra.

Ada juga pendapat lain yang melihat para pemimpin dan raja-raja Islam di masa lalu, membangun taman-taman indah dengan kolam-kolamnya, air mancur dan sungai serta tanaman yang beraneka ragam buah dan bunganya karena terinspirasi ayat-ayat  Al-Quran (QS. Ar-rad  13: 35). Yang melukiskan indahnya Syurga.

Yang menyebabkan kerajaan ini jatuh adalah kerapuhan dari dalam, yakni sengketa yang terjadi di dalam kerajaan sendiri. Sultan Muhammad XII Abu Abdillah an Nashriyyah, raja terakhir Bani Ahmar, tidak berhasil mempertahankan kerukunan keluarga kerajaan. Akhirnya kerajaan melemah. Akibatnya, kerajaan pun tidak dapat bertahan ketika datang serangan dari dua buah kerajaan Kristen yang bersatu, Raja Ferdinand V dan Ratu Isabella.
Pada pertengahan 1491, Raja Ferdinand V mengepung Granada selama tujuh bulan. Ia berhasil menguasai kota Malaga–kota pelabuhan terkuat di Andalusia, lalu Guadix dan Almunicar, Baranicar, dan Almeria. Basis kerajaan Bani Ahmar, Granada, pun akhirnya tunduk, tepatnya tanggal 2 Januari 1492 M/2 Rabiul Awwal 898 H. Kota ini diserahkan oleh raja terakhir Bani Ahmar, Abu Abdillah. Prosesi penyerahan Granada dilakukan di halaman Istana Alhambra.






































Keberhasilan Raja Ferdinand V dan Ratu Isabella menguasai Granada, membuat Paus Alexander VI (1431-1503) yang terkenal dengan perjanjian Tordesillasnya tahun 1494 memberi gelar kepada raja dan ratu ini sebagai “Catholic Monarch” atau “Los Reyes Catolicos” atau Raja Katolik.


Perpustakaan-perpustakaan Islam dibakar. Bangunan-bangunan Istana dihancurkan. Barang-barang Istana dijarah. Kaligrafi dihapus. Mesjid Al-Mulk yang menjadi salah satu ikon Alhambra dijadikan gereja Katolik. Begitu juga Mesjid Kordoba yang megah dialihkan menjadi Gereja Santa Maria de la Sede.


Raja Prancis Count Sebastiani yang menguasai Spanyol memporak-porandakan benteng dan sejumlah menara pada 1812. Belakangan tentara Napoleon menambah kerusakan Alhambra karena menjadikan kawasan itu sebagai barak prajurit. Menurut Wikipedia, Napoleon bahkan berusaha meledakan seluruh komplek Istana.

Kejatuhan Daulah Bani Ahmar merupakan akhir sejarah kejayaan Islam di Spanyol. Pasca kejatuhan kerajaan Islam terakhir ini, umat Islam diberi dua pilihan: berpindah keyakinan (masuk Kristen) atau keluar dari tanah Spanyol.
Memasuki Abad 16,  Andalusia (Spanyol) yang selama 8 Abad dalam kekuasaan Islam, bersih dari keberadaan umat Islam. Kemegahan dan keindahan Istana Alhambra pun luntur setelah menjadi Istana Kristen. Meski demikian beberama sumber menyebutkan masih ada orang islam disana namun mereka hidup secara sembunyi dengan identitas kristen. Islam menggeliat bangkit ketika pemerintah Spanyol mengakui Islam sebagai agama resmi berdasarkan UU Kebebasan Beragama yang disahkan pada Juni 1967.


Agar pengunjung dapat memasuki kawasan istana Alhambra cukup merogoh koceng 13 Euro, memasukinya dapat kita tempuh melalui kota Valenicia dan Murcia atau dapat juga melalui Barcelona dan keluar melalui kota Madrid. Masuk ke dalam istana peninggalan Kerajaan Islam itu bagaikan masuk ke dalam masjid. Namun sekarang fungsinya tidak lagi digunakan sebagai masjid, melainkan pengunjung cuma melihat-lihat keagungan ornamen Islam di sana.


1 komentar:

Isnainhaf mengatakan...

Cantumkan sumber ya :)