Istana Alhambra, Granada, Spanyol : Bukti Sejarah Kejayaan Islam
Alhambra merupakan
istana yang dibagun oleh Bani Ummayyah di bawah khalifah Muhammad
bin Ahmar di Spayol. Alhambra sendiri merupakan sebuah
kompleks Istana kekhalifahan yang merupakan benteng pertahanan sekaligus istana
bagi khalifah Muhammad bin Ahmar. Alhambra dikukuhkan sebagai slah satu dari Situs Warisan
Dunia UNESCO pada tahun 1984 dibawah UNESCO kawasan Eropa
dan Amerika Utara.
Muhammad bin Ahmar merupakan dinasti terakhir dari kejayaan islam
di Granada, Spanyol bagian Selatan yang dulu dikenal sebagai Andalusia.
Muhammad sendiri adalah seorang dari bangsa Moor di Afrika Utara,
beliau adalah keturunan langsung dari sahabat Nabi SAW, Said bin Ubaidah dari
suku Khazraj di Madinah.
Bangsa Moor adalah penguasa
kerajaan Islam terakhir yang berkuasa di Andalusia (Spanyol),
Daulah Bani Ahmar (1232-1492 M). Kerajaan ini didirikan oleh Sultan
Muhammad bin Ahmar atau Bani Nasr. Pembangunan
Istana Alhambra dilakukan secara bertahap, antara tahun 1238 dan 1358 M.
Istana ini dilengkapi taman juga bunga-bunga, Hausyus Sibb (Taman Singa) yang
dikelilingi oleh 128 tiang yang terbuat dari marmer.
Kompleks istana Alhambra didirikan sekitar tahun 1238 M,
yang semula merupakan sebuah benteng kecil sebagai pertahanan pasukan muslim di
spanyol. Alhambra sendiri terletak di kawasan bukit La Sabica. Istilah Alhambra diambil dari bahasa Arab yang berarti Istana Merah, dikarenakan hampir
di seluruh bagian bangunan yang didirikan oleh Sultan Muhammad bin Ahmar,
berwarna merah. Yang khas dari bangunan ini adalah pahatan ornament huruf Arab
yang mewarnai di berbagai dinding dalam, bertuliskan "Laa ghaliba
illalah" (tiada kejayaan selain Allah).
Istana Alhambra adalah simbol
puncak kejayaan Islam di Spanyol. Islam masuk ke negeri ini dibawa oleh pasukan
Islam pimpinan Thariq bin Ziyad yang dikirim raja muda
Islam di Afrika, Musa bin Nusair. Pasukan Islam sendiri
datang untuk memerdekakan Andalusia (Spanyol) dari kekacauan hebat atas
permintaan Gubernur Ceuta, Julian. Thariq membawa sekitar 12.000 pasukan ke Gibralta pada
Mei 711 M. Ia memasuki Spanyol lewat selat di antara Maroko dan Spanyol
yang kemudian diberi nama sesuai dengan namanya, Jabal Thariq.
Tanggal 19 Juli 711 M pasukan Islam mengalahkan
pasukan Kristen di daerah Muara Sungai Barbate, dan terus menguasai
kota-kota penting –Toledo, Kordoba,
Malaga, dan Granada, hingga akhirnya Spanyol berada di bawah
kekuasaan Khilafah Bani Umayyah (Suriah). Sejumlah
kerajaan Islam pun berdiri di Spanyol, seperti di Toledo (Raja
Muda, 711-756 M), Malaga (Raja Hamudian, 1010-1057), Saragoza
(Raja Tujbiyah, 1019-1039 dan Raja Huddiyah, 1039-1142), Valencia
(Raja Amiriyah, 1021-1096), Badajos (Raja Aftasysyiyah, 1022-1094), Sevilla
(Raja Abbadiyah, 1023-1069), dan Toledo (Raja Dzun Nuniyah, 1028-1039).
Alhambra
merupakan bukti akan kejayaan Islam dimasa lalu, dimana islam mengalami masa
kejayaan pada abat pertama hijriyah sampai dengan abad ke tujuh hijriah.
Kekuasaan islam tersebar dari semenanjung arab ke timur hingga Persi, kebarat
sampai dengan afrika utara, Turki dan Spanyol di Eropa. Jejak kebesaran islam
kini hanya tinggal sebagai sebuah objek wisata berupa istana dengan tamannya
yang indah. Selain Istana Alhambra yang sebagai Icon kebesaran Islam di
Spanyol juga terdapat Masjid Cordoba yang kini telah dirubah
menjadi Gereja Santa Maria de la Sede atau katedral “Virgin
of Assumption”.
Di dalamnya terdapat berbagai ruangan yang indah,
yaitu Ruangan Al-Hukmi (Baitul Hukmi), yakni ruangan
pengadilan dengan luas 15 m x 15 m yang dibangun oleh Sultan Yusuf I
(1334-1354); Ruangan Bani Siraj (Baitul Bani Siraj), ruangan
berbentuk bujur sangkar dengan luas bangunan 6,25 m x 6,25 m yang dipenuhi
dengan hiasan-hisan kaligrafi Arab. Sebagian besar atau seluruhnya dari dinding istana di hiasi
dengan tulisan arab.
Ada pula Ruangan Bersiram (Hausy
ar-Raihan), ruangan yang berukuran 36,6 m x 6,25 m yang terdapat
pula al-birkah atau kolam pada posisi tengah yang
lantainya terbuat dari marmer putih. Luas kolam ini 33,50 m x 4,40 m dengan
kedalaman 1,5 m, yang di ujungnya terdapat teras serta deretan tiang dari
marmer; Ruangan Dua Perempuan Bersaudra (Baitul al-Ukhtain), yaitu ruang
yang khusus untuk dua orang bersaudara perempuan Sultan Al-Ahmar; Ruangan
Sultan (Baitul
al-Mulk); dan masih banyak ruangan-ruangan lainnya, seperti ruangan
Duta, ruangan As-Safa’, ruangan Barkah, Ruangan Peristirahatan sultan dan
permaisuri. Di sebelah utara ruangan ini ada sebuah masjid yakni Masjid
Al-Mulk.
Daulah Bani Ahmar bermula dari kerajaan kecil, namun dengan
cepat menjadi kerajaan kuat dan megah, hingga berkuasa selama sekitar 2,5 abad.
Selain keshalihan dan kecerdasan para pemimpinnya, kejayaan Daulah Bani Ahmar
ditunjang oleh keadaan alam wilayah Granada yang termasuk bukit atau
pegunungan yang indah, dengan ketinggian kurang lebih 150 m, dan luas kira-kira
14 ha. Dengan kondisi geografis demikian, daerah kerajaan ini sulit dimasuki
musuh. Raja-raja Bani Ahmar sangat memperhatikan kesejahteraan rakyatnya. Saat
itu bidang pertanian dan perdagangan sangat maju.
Taman istana Alhambra
demikian menakjubkan. Di dalam taman ini banyak sekali dijumpai kolam-kolam
dengan air mancur di sana sini. Bahkan sejumlah arsitek taman terkemuka dunia
mengakui bahwa taman istana Versailles di Perancis dan juga taman-taman di
istana Inggris terinsiprasi oleh Gaya Arsitektur Alhambra.
Ada juga pendapat lain
yang melihat para pemimpin dan raja-raja Islam di masa lalu, membangun
taman-taman indah dengan kolam-kolamnya, air mancur dan sungai serta tanaman yang
beraneka ragam buah dan bunganya karena terinspirasi ayat-ayat Al-Quran
(QS. Ar-rad 13: 35). Yang melukiskan
indahnya Syurga.
Yang menyebabkan kerajaan ini jatuh adalah kerapuhan dari dalam,
yakni sengketa yang terjadi di dalam kerajaan sendiri. Sultan Muhammad
XII Abu Abdillah an Nashriyyah, raja terakhir Bani
Ahmar, tidak berhasil mempertahankan kerukunan keluarga kerajaan. Akhirnya
kerajaan melemah. Akibatnya, kerajaan pun tidak dapat bertahan ketika datang
serangan dari dua buah kerajaan Kristen yang bersatu, Raja Ferdinand
V dan Ratu Isabella.
Pada pertengahan 1491, Raja Ferdinand V mengepung
Granada selama tujuh bulan. Ia berhasil menguasai kota Malaga–kota pelabuhan
terkuat di Andalusia, lalu Guadix dan Almunicar, Baranicar,
dan Almeria. Basis kerajaan Bani Ahmar, Granada, pun akhirnya
tunduk, tepatnya tanggal 2 Januari 1492 M/2 Rabiul Awwal 898 H. Kota ini
diserahkan oleh raja terakhir Bani Ahmar, Abu Abdillah. Prosesi penyerahan
Granada dilakukan di halaman Istana Alhambra.
Keberhasilan Raja Ferdinand V dan Ratu Isabella menguasai
Granada, membuat Paus Alexander VI (1431-1503) yang terkenal dengan perjanjian
Tordesillasnya tahun 1494 memberi gelar kepada raja dan ratu ini sebagai
“Catholic Monarch” atau “Los Reyes Catolicos” atau Raja Katolik.
Perpustakaan-perpustakaan Islam dibakar.
Bangunan-bangunan Istana dihancurkan. Barang-barang Istana dijarah. Kaligrafi
dihapus. Mesjid Al-Mulk yang menjadi salah satu ikon Alhambra dijadikan
gereja Katolik. Begitu juga Mesjid Kordoba yang megah dialihkan
menjadi Gereja Santa Maria de la Sede.
Raja Prancis Count Sebastiani yang
menguasai Spanyol memporak-porandakan benteng dan sejumlah menara pada 1812.
Belakangan tentara Napoleon menambah kerusakan Alhambra karena menjadikan kawasan
itu sebagai barak prajurit. Menurut Wikipedia, Napoleon bahkan berusaha
meledakan seluruh komplek Istana.
Kejatuhan Daulah Bani Ahmar merupakan akhir sejarah kejayaan
Islam di Spanyol. Pasca kejatuhan kerajaan Islam terakhir ini, umat Islam
diberi dua pilihan: berpindah keyakinan (masuk Kristen) atau keluar dari tanah
Spanyol.
Memasuki Abad 16, Andalusia (Spanyol) yang selama 8 Abad dalam
kekuasaan Islam, bersih dari keberadaan umat Islam. Kemegahan dan keindahan
Istana Alhambra pun luntur setelah menjadi Istana Kristen. Meski demikian
beberama sumber menyebutkan masih ada orang islam disana namun mereka hidup
secara sembunyi dengan identitas kristen. Islam menggeliat bangkit ketika
pemerintah Spanyol mengakui Islam sebagai agama resmi berdasarkan UU Kebebasan
Beragama yang disahkan pada Juni 1967.
Agar pengunjung dapat memasuki
kawasan istana Alhambra cukup merogoh koceng 13 Euro, memasukinya dapat
kita tempuh melalui kota Valenicia dan Murcia atau dapat juga melalui Barcelona
dan keluar melalui kota Madrid. Masuk ke dalam istana peninggalan Kerajaan Islam itu
bagaikan masuk ke dalam masjid. Namun sekarang fungsinya tidak lagi digunakan
sebagai masjid, melainkan pengunjung cuma melihat-lihat keagungan ornamen Islam
di sana.
1 komentar:
Cantumkan sumber ya :)
Posting Komentar