Minggu, 02 Maret 2014

Masjid Raya Djenné

Masjid Raya Djenné 

Masjid yang di bangun pertama kali di negara Mali ini pada tahun 1220 M dan di bangun kembali setelah sempat roboh pada tahun 1906 M. Masjid ini terletak di kawasan Farmantala, kota Djanne, Mopti, Republik Mali. Dengan koordinat 13054’19’’N4033’20’’W. Dan dimasukkan sebagai bagian dari Situs Warisan Dunia UNESCO pada tahun 1988 M.


Masjid ini terletak di Kota Jenne atau Djenné, kota terpenting dan paling bersejarah di negara Mali, Afrika Barat. Kota Djenne sendiri terletak di bagian barat Sungai Bani dan dibagian timur Sungai Niger. Bagian depan masjid ini terdapat pasar tradisional yang sampai sekarang masih menjadi pusat perbelanjaan masyarakat setempat.


 Disamping sebagai masjid tertua, Masjid Raya ini sangat unik. Bukan hanya dilihat dari segi sejarah panjangnya tapi juga dari arsitek bangunan yang terbuat dari lumpur dan kayu palem dan seni bangunan merupakan warisan budaya lokal. Bahkan ahli budaya dan sejarang menyatakan bahwa Djenne adalah kota lumpur, dan masyarakat disana juga sering menyebut masjid mereka sebagai Masjid raya Lumpur.


Masjid Djenne memiliki ketebalan dinding 50-70 cm. Bagian utama masjid terdapat 90 tiang kayu yang menopangnya. Masjid ini mampu nampung hingga 3.000 orang. Bagian interior masjid terbuat dari ddinding kayu yang membuat masjid ini cukup nyaman.

Bagian unik lain dari masjid ini adalah karena masjid ini terletak tidak jauh dari sungai Bani maka masjid ini sangat rentang terkena pengaruh luapan air dari sungai. Tradisi masyarakat tiap tahunnya adala memplaster masjid ini setiap tahun dan dijadikan sebagai pestival rakyat. Jadi setiap warga sudah menyiapkan lumpur mereka untuk ikut ambil bagian dalam tradisi turun temurun ini.

Disamping menjadi tempat ibadah, masjid ini juga merupakan tujuan utama para turis internasional datang ke Mali. Di samping itu masjid ini juga sebagai pusat kegiatan baca dan tulis al-Quran dan belajar tentang agama islam.


Masjid ini sebelumnya adalah istana seorang raja, namun setelah masuk islam istananya dia rubah menjadi masjid. Dan beberapa ahli sejarah menyebtkan bahwa di negara Mali adalah pusat prkembangan islam pertama di wilayah Afrika Barat.



Tidak ada komentar: